Hello hellooooowww xD
im back again :p still with my FF but its 3nd part :p (lama bener nge publishnyah) -..-
im back again :p still with my FF but its 3nd part :p (lama bener nge publishnyah) -..-
okay okay, keep reading and dont worry to leave any comments hahaha xD
Author : Park Sooyeon
cast
: Kim Jonghyun, Kim Sooyun, Kim Hyun Joong, Kim Sungje, Im Yoona, Choi
Siwon, Lee Teuk, Kim Taeyeon, Kim Kibum, Choi Minho, Lee Taemin
Genre : Romantic (?)
Jonghyun menjemput Sooyun
pagi-pagi,
mengantarkannya ke Kampus. Hari ini adalah hari terakhir acara theater di
kampus, Sooyun dan Minnie sangat sibuk sekali, menyiapkan berbagai keperluan
dan juga pematangan untuk acara penutupan nanti.
“gomawo
oppa” Sooyun turun dari mobil dan berlalu ke halaman kampus.
Tak
sadar, ternyata ada yang memperhatikan..
Siapa namja bareng Sooyun? namjachingunyakah? anniyo, dia
kan pacaran sama Minho, sedunia juga tau, apa itu oppanya? anni, aku kenal
banget sama Siwon oppa, hmm kali aja itu sepupunya. ganteng juga,, ahaa aku ada
ide..
Jonghyun
tersenyum melihat Sooyun yang berlari kecil ke ruang kelasnya, kemudian ia
melanjutkan lagi perjalanan menuju Rumah Sakit, tapi tiba-tiba ia mengerem mobilnya
mendadak..
CENYIIIIIIIIIIIIIIITTTTTTTTTTTTTT….(suara
mobil
di-rem mendadak :D)
Dia melihat seorang yeoja yang terjatuh di depan
mobilnya, Jonghyun langsung keluar memeriksa keadaan yeoja yang ditabraknya.
“gwenchanayo?”
Tanya Jonghyun panik.
“gwenchana”
yeoja itu bangun dan “aaaahhh” ia mengerang kesakitan sambil memegang
kakinya. Jonghyun mulai panik dan memegang yeoja itu “ayo aku antar ke Rumah
Sakit” tawar Jonghyun.
“jangan,
aku gapapa kok”
“tapi
sepertinya kamu susah untuk jalan”
Akhirnya
Jonghyun membopong yeoja itu ke mobil dan membawanya ke rumah sakit.
“Gimana
hyung?” Tanya Jonghyun yang kebetulan Sungje lah yang memeriksa yeoja itu.
“hmm,
kamu ikut hyung ke sini!” ajak Sungje, jelas membuat Jonghyun semakin panik.
Di luar ruang Sungje mulai berbicara pelan, tak ingin didengar sama yeoja di dalam.
“aneh,
setelah hyung periksa tak ada apa-apa, terkilir atau luka tak terdeteksi, tapi
ia bilang ia sakit, nanti hyung USG mungkin bagian dalam yang sakit”
“hmm,
chinca?” Jonghyun ga yakin “oke hyung, nanti kabari aku hasilnya, aku temui dia
dulu” Jonghyun langsung masuk ke kamar lagi setelah hyungnya kembali ke ruang
kerja.
“udah
enakan?” Tanya Jonghyun “oh yaa, Jonghyun imnida” lanjutnya lagi sambil
menyodorkan tangan.
“Yoona
imnida,
gomawo ya aku udah enakan kok”
“yakin?”
Jonghyun masih ragu
“ne~
Jonghyun ssi~ aku mau pulang” Yoona merengek manja, tiba-tiba Sungje masuk
“Jonghyun~ah,” panggilnya dibalik
pintu. Jonghyun bangkit dari kursinya dan menemui hyung dipintu, aneh, kenapa hyung ga langsung ngabari aja,
kenapa mesti diluar coba? huhh
“ini
hasilnya, ga ada masalah apa-apa, dia baik2 aja, hyung ngerasa dia bukan anak
baik, tinggalkan saja, nanti kamu malah diusilin” Hyung mengingatkan
“ahh,
hyung, suka aneh deh” Jonghyun mulai khawatir akan keselamatan dirinya.
“baiklah hyung, aku antar dia pulang sekarang”
“ne~,
hati-hati, hyung mau lanjut kerja dulu” Sungje meninggalkan Jonghyun yang mulai
pucat.
“Yoona~ssi,
ayoo kita pulang, kamu udah baikan kan?” Jonghyun menanyakannya
“ne~
aku udah baikan, khaja~!”
Kemudian
Jonghyun mengantar Yoona pulang, dalam perjalanan Yoona sangat manja, membuat
Jonghyun risih,
“Jonghyun~ah,
kalau nanti sakitku kambuh, kamu masih mau bertanggung jawabkan?”
“ah,
mana mungkin? kamu udah sehat bener kok, tadi dokter bilang karena shock, jadi
kamu ngerasa sakit”
“ohh
gitu ya? hmm yaudah deh, aku juga ga mau nginap di rumah sakit, oh ya nanti
setelah pertemuan ini, kita bisa ketemu lagi kan?” Yoona bertanya manja sambil
memeluk lengan Jonghyun
“hmm,
tentu kan kita bisa temenan” jawab Jonghyun ramah
“kalo
aku mau lebih dari teman gimana?” Yoona tetap memeluk tangan Jonghyun sambil
menatap wajah Jonghyun manja.
“kamu
mau bersahabat denganku? bisa saja” Jonghyun tetap berasa tenang, padahal ia
hamper hilang konsentrasi.
“kalo
lebih dari itu gi...?”
“rumah
kamu yang mana? udah dekat belum?” Jonghyun memotong pembicaraan. Kini
wajah Yoona terlihat kesal.
“itu
yang warna hijau, oh ya, no hape kamu berapa?”
“mwo?”
aissh yeoja ini, benar-benar buat aku
risih Jonghyun menggerutu dan akhirnya menyebutkan sederet angka, no
hapenya (semoga Jjong ngasi nomer yang udah engga aktip lagi, amiinn :C)
“oke,
disini aja, gomawo ya Jonghyun, nanti telpon aku!” Yoona berpesan kemudian ia
mencium pipi Jonghyun sebelum turun. Jonghyun kaget dan hanya mengangguk. (aisshh,
jangan harap! Jonghyun ga bakal nelpon kamu! Mending dia nelpon gue kaleee :p)
“annyeong”
Yoona melambaikan tangan, kemudian tanpa piker panjang Jonghyun langsung
melarikan diri menuju Rumah Sakit untuk melanjutkan kerjanya.
Sementara
itu di kampus Sooyun..
Ruangan panitia lagi sepi, para panitia lain sibuk
mengerjakan tugas mereka masing-masing. Minnie dan Sooyun lagi istirahat.
(dasar manja! Kerja dikit udah minta rehat, hadeh ==’)
“Minnie~ssi!”
“mwo?”
“Hyun Woo mana? sepertinya ia tak kelihatan dari tadi”
“aduuhh, noona khawatir yaa??”
“aissh, apaan sih kamu Minnie, usil mulu”
“hihihi,
mian. aku juga ga tau, belum datang aja kali”
“Sooyun
noona!” tiba-tiba suara yang sangat dikenalnya memanggil
“waeyo
Hyun Woo?” Tanya Sooyun dan Minnie barengan
“noona
dipanggil sama ketua, sepertinya ada sesuatu yang mau dibicarakan”
“baiklah,
Minnie nanti kita lanjutkan lagi”
Hyun
Woo dan Sooyun meninggalkan Minnie dan bergegas menjumpai Ketua panitia.
“mian
sunbae” sapa Sooyun pada seniornya yang tak lain adalah ketua panitia kegiatan
yang sedang ia arungi (?)
“ya,
kau telah datang, aku hanya akan memberikan sedikit lagi tugas buat kamu,
mungkin sedikit berat makanya disini aku membiarkanmu bekerjasama dengan Hyun
Woo”
“mwo?
aku hyung?” Tanya Hyun Woo sedikit shock
“ne~,
aku tak ingin mendengar alasan penolakan dari kalian, aku hanya ingin
mendapatkan hasil yang sempurna untuk hari ini” lanjut si ketua itu lagi
“mmm,
tugas apa itu?” Tanya Sooyun penasaran.
“ya,
kalian harus mendata ulang peserta yang ikut theater, dan bukankah kita
melakukan penilaian secara diam-diam? dan aku berharap kalian bisa membantuku
dengan menyimpan data mereka yang bisa ikut theater ke depannya, maaf
sebelumnya jika agak mendadak karena data yang lalu tanpa sengaja telah terbakar
oleh Sunny
saat membersihkan ruangan dan file yang tersimpan di computer telah dimakan
virus berbahaya, ternyata laptopku sedang dilanda virus besar (konyol sekali,
maaf ga ada alasan yg lebih paten L )” jelas senior itu
panjang lebar.
“hmm,
baiklah sunbae, akan kami laksanakan” jawab Sooyun mantap dan diikuti anggukan
dari Hyun Woo. Kemudian mereka meninggalkan ruangan itu.
“aissh,
sial!” gerutu Sooyun kesal
“wae
noona?” Hyun Woo penasaran dengan gerutunya Sooyun. “noona ga senang
bekerjasama denganku?” tanyanya lagi
“m.mwo?
anni!, noona senang kok” Jawab Sooyun
“ne~,
aku berharap itulah jawabannya, baiklah noona, aku tinggal, annyeong”
“mm,ne~
annyeong”
aissh, kenapa semua bisa sial
seperti ini, kenapa dengan si ketua super ceroboh itu?dan kenapa Hyun Woo
begitu berbeda, apakah ia mulai tak nyaman denganku? apakah
aku melakukan kesalahan, kenapa ia tak seperti biasanya? aigoo~
Selama
acara theater berlangsung Sooyun sibuk memutar pikirannya, benar-benar
kesulitan berpikir. Akhirnya ia ke ruangan tempat ia harus menyelesaikan tugas
tambahan yang telah diberikan si sunbae yang menyebalkan itu. Terlihatlah telah ada
Hyun Woo yang sibuk membolak balik lembaran-lembaran kertas yang berserakan di
lantai.
“Hyun
Woo~ah” sapanya
“ahh,
noona?” Hyun Woo melihatnya sekilas dan kembali bekerja.
“kenapa
tak mengajak noona? kamu ingin menyelesaikannya sendiri?” Sooyun
mendekati dongsaeng imut itu
“aku melihat noona yang sedang konsentrasi pada
penampilan di atas panggung, jadi aku berniat untuk tidak mengganggu, apa aku
salah noona? mianhaeyo” jawabnya lagi, ia menoleh sekilas dan kembali menyusun
kertas-kertas yang bertebaran di lantai.
“Hyun Woo~ gwenchanayo?” Sooyun melirik tajam ke wajah
Hyun Woo
“mmwo?
ne~ gwenchana noona” Hyun Woo menjawab dan masih mencoba menyibukkan
tangannya memilih-milih kertas
“apa
noona ada salah?” Sooyun terus menyeranginya dengan pertanyaan
“mm,
noona..” Hyun Woo berhenti bekerja dan menatap wajah Sooyun
“mwo.
katakanlah! apa salah noona” Sooyun duduk mendekat
“anniyo,
naega…” Hyun Woo berkata namun tak pasti
“wae
Hyun Woo?” Sooyun semakin penasaran
“anni,
ayo kita selesaikan tugas ini” Hyun Woo kembali mengumpulkan kertas-kertas di
lantai
“Hyun Woo!” Sooyun menarik lengan Hyun Woo dan sekarang
tangannya memegang pipi Hyun Woo membuat wajah dongsaeng imut itu untuk tidak
boleh menghindar menatapnya.
“katakan
apa yang ingin kamu katakan, jangan buat noona gelisah” Sooyun
menatap mata dongsaeng itu penuh kasih
noona..apa
yang kamu lakukan? tidakkah kamu tau jantungku serasa akan copot? matamu begitu
membuatku tak bisa berbohong, noona jebaalll~ jangan hakimi aku dengan
tatapanmu itu
“Hyun
Woo, jebaalyo~..” Sooyun terus memaksa
“noona~ apakah aku bisa menjadi sesuatu yang berharga
buatmu?” akhirnya Hyun Woo mengeluarkan suara juga
“mwo?
tentu! kau begitu berharga buat noona” jawab Sooyun bangga
“chinca??” Hyun Woo
pun semakin merona
“ne~ kau jauh lebih berharga, karena itu noona engga mau
kehilanganmu, tak ingin dibuat gelisah olehmu” Sooyun meyakinkan bocah di
depannya
“mm,
noona ah,
apa noona..”
“nae~ saranghaeyo
saengi” Sooyun memeluk Hyun Woo erat.
Saengi?
jadi noona hanya menganggapku seorang adik? apa aku tidak bisa menjadi
namjachingunya? noona saranghaeyo, jeongmal saranghaeyo. aku benar-benar sakit
karena cintamu hanya sebatas dongsaeng-noona tapi aku juga senang karena kau
memberikan aku sedikit cinta
Sooyun
merasakan sedikit kejanggalan pada Hyun Woo, ia berusaha tetap tenang dan tak
ingin menyakiti hati dongsaeng yang sangat ia sayangi ini.
“wae
Hyun Woo?”
“noona..”
“ne~”
“saranghaeyo,
jeongmal saranghaeyo”
“nado
saranghaeyo saengi” balas Sooyun lembut kini ia mengecup kening Hyun Woo dan
memeluknya lagi
noona, jika saja aku lebih tua
sedikit di atasmu apakah kamu akan tetap menjadikanku dongsaeng? bisakah
aku mendengarmu memanggilku oppa dan menjadi namjachingumu? noona
aku begitu sedihkah?
Hyun Woo~ssi, arasahamnida..kau
begitu tulus mencintaiku, aku juga sangat mencintaimu, tapi aku tidak bisa
menganggapmu lebih dari seorang adik, maafkan noona yang tidak bisa tegas pada
perasaan noona. noona sayang sama kamu.
Flashback
“Minnie~ssi!”
“mwo?”
“Hyun
Woo mana? sepertinya ia tak kelihatan dari tadi”
“aduuhh,
noona khawatir yaa??”
“aissh,
apaan sih kamu Minnie, usil mulu”
“hihihi,
mian. aku juga ga tau, belum datang aja kali”
hening,
mereka lanjut bekerja
“Sooyun~ah”
“ne~
mau pamitan? ada acara sama Onew oppa?” Sooyun sinis
“anni,
ada yang mau aku bicarakan” Minnie memasang wajah serius
“mwo?”
“tentang
Hyun Woo”
“waeyo
Hyun Woo~ssi?”
“kau
mencemaskannya?”
“aissh,
apaan sih? katanya kamu ga tau dia dimana?”
“sebenarnya…”
“waeyo?”
“Dongsaeng
imut itu mencintaimu! beberapa waktu yang lalu ia menjumpaiku dan menanyakan
tentangmu, aku menceritakan semua tentangmu yang aku ketahui, juga kalau kau
telah dikhianati oleh si brengsek Hyun Joong itu, tapi aku melihat ketulusan
dimatanya, dia benar-benar mencintaimu Sooyun, bagaimana denganmu?”
“mmm.mwo?
aigoo, bocah pabo! aku mana bisa semudah ini jatuh cinta lagi? bahkan sakit
kemarin belum terobati. aissshhh”
“jujurlah
pada perasaanmu Sooyun, jangan mempersulit dirimu!” kalimat
Minnie membuat Sooyun tersendak
“m.m..mwo??aigoo~..ne~, aku mencintainya sebagai seorang
adik Minnie, aku tak bisa lebih” Sooyun menjawab dengan mantap. Mungkin
karena aku mulai jatuh cinta pada Jonghyun, mianhaeyo~
“araseo, itulah yang ingin aku dengar, jangan pernah
membohongi perasaanmu”
disela-sela
pembicaraan mereka, terdengarlah panggilan yang keras
“Sooyun
noona!” suara yang sangat dikenalnya
“waeyo
Hyun Woo?” Tanya Sooyun dan Minnie barengan
“noona
dipanggil sama ketua, sepertinya ada sesuatu yang mau dibicarakan”
“baiklah,
Minnie nanti kita lanjutkan lagi”
Hyun
Woo dan Sooyun meninggalkan Minnie dan bergegas ke ruang Ketua panitia.
end flashback
Acara
theater hamper berakhir, kerjaan tambahan yang ditugaskan panitia kepada Sooyun
dan Hyun Woo pun telah selesai, kini mereka menjumpai ketua panitia itu di
ruangannya.
“Sunbae!”
panggil Sooyun lembut
“ne~”
jawab namja ceroboh itu
“ini
berkasnya sudah kami siapkan”
“ne~
hyung, semuanya sudah lengkap, hanya menunggu hasil penilaian dari juri saja
untuk memasukkan nama-nama yang akan dipakai untuk pentas selanjutnya” Hyun Woo
menambahkan dan diikuti anggukan dari Sooyun
“bagus,
gomawo!”
“ne~”
Lalu mereka meninggalkan ruangan itu segera, Sooyun
terasa semakin kesal dengan si ketua itu, menyebalkan!
“noona?”
panggil Hyun Woo saat mereka berjalan ke ruang pentas.
“waeyo?”
Tanya Sooyun panik
“mm,
boleh aku memeluk noona?”
“aigoo
yaa, kamu kenapa? sebegitu sayangkah pada noona?” goda Sooyun
“aissh,
noona..” Hyun Woo tersipu
“tentu,
sini!” Sooyun memeluk Hyun Woo penuh kasih, ia benar-benar menyayangi dongsaeng
ini
noona, tahukah kau kalau aku
sangat nyaman dipelukmu?
“Minho~ssi”
sapa Key melihat Minho yang tiba-tiba berhenti melangkahkan kaki ke ruang
pementasan teather berlangsung. Key mengalihkan pandangannya mengikuti
pandangan Minho. Dan sesaat ia shok.
“ia
hanya mengatakan kalau ia tidak suka dengan namja sebayanya kan? tapi aku rasa
ia tak mengatakan kalau ia tak tertarik pada dongsaeng” Minho berbalik,
membatalkan niatnya untuk menonton theater.
“Minho~ah!”
Key menghentikan langkah Minho “apa kau bukan seorang pria? apa kau bisa
terluka? apa kau tak bisa merelakan kebahagian buat orang yang kau cintai?” Key
terus berkata. “Minho, aku juga tak tahu apa yang ada dipikiran Sooyun, tapi
apa kamu harus mati?”
“mianhae
Ki Bum~ah”
“anni,
ayo kita lanjutkan, kita harus nonton penutupan theater ini!”
“baiklah!”
Penampilan
terakhir sangat memuaskan, kini telah memasuki acara penutupan, ucapan terima kasih
dan beberapa penghargaan juga ucapan atas kesuksesan acara tersebut. Pentas telah
benar-benar usai, para penonton yaitu mahasiswa dari berbagai jurusan
berhamburan keluar ruangan dan melanjutkan kembali aktivitas mereka,yaah
mungkin saja mereka pulang, para panitia pun mulai melaksanakan tugas akhir
mereka. Sooyun dan Hyun Woo tetap harus bersama karena tugas akhir mereka untuk
mendata hasil dari penilaian juri untuk peserta pentas mendatang. Semua
terlihat sibuk, beberapa panitia melepas dekor panggung dan membersihkan
ruangan. Setelah kerjaan usai, merekapun pulang.
“noona,
aku senang sekali hari ini, senangku ini melebihi dari yang lalu-lalu” Hyun Woo
memulai percakapan saat mereka berjalan pulang
“chinca?
apa karena ada malaikat secantikku disampingmu?” Sooyun kembali menggoda
“noona,
kau memang sangat berbeda”
“Sooyun~ah,
Hyun Woo! aigoo kalian terlihat bareng terus dari tadi” tiba-tiba
Minnie menghampiri “aku duluan yaa, Onew oppa menjemputku!”
“aigoo”
Sooyun terlihat jengkel, temannya ini benar-benar menjengkelkan.
Minnie
tak peduli dengan raut wajah Sooyun, ia terus berlari menghampiri
namjachingunya.
“Sooyun~ah!”
sapa seorang namja yang membuat Sooyun dan Hyun Woo shock dan berbalik menatap
namja yang memanggil Sooyun tersebut
“Minho~ssi”
Balas Sooyun yang kemudian membungkukkan setengah badannya begitupula Hyun Woo
“Chukkae
hamnida!” Minho berkata sepatah
“wae?”
Sooyun bingung dan memandang Hyun Woo yang tak kalah bingung.
“oke,
aku pulang duluan, bye!” Minho meninggalkan Sooyun yang super bingung dan hanya
mampu membalas ucapannya singkat “bye”
“aissh,
kenapa dengan hari ini?” gerutunya
“waeyo
noona? apa kalian sedang berantem?” Hyun Woo penasaran
“anni,
noona juga ga paham”
“hyung
itu namjachingumu kan?”
“m.m.mwo?!
anniyo” sahut Sooyun sambil melambai kedua tangannya melambangkan jawaban BUKAN
“Chincaeyo?”
Hyun Woo semakin penasaran
“Sooyun~ssi!”
teriak seseorang yang kini berada tak jauh didepan mereka
Jonghyun? ngapain dia kesini? tanpa
memberitahuku? aisshh
“nuguya?”
lagi-lagi Hyun Woo bertanya
“aigoo,
aku lama menunggu sampai akhirnya kau keluar juga” Jonghyun menatap Sooyun
“ne~”
Jawab Sooyun singkat
“nugu?”
Kini Jonghyun mengalihkan pandangannya ke Hyun Woo yang begitu memasang wajah
bingung. “Jonghyun imnida” Jonghyun mengulurkan tangannya pada Hyun Woo
sambil mengeluarkan senyum manisnya
“Hyun
Woo imnida” balas Hyun Woo ramah dan sedikit menyunggingkan senyum
“noona?”
Hyun Woo memanggil Sooyun yang dari tadi diam karena bingung
“oh
ya, mian, aku namjachingunya Sooyun” lagi-lagi Jonghyun mengeluarkan kata-kata
dan menggandeng tangan Sooyun, benar-benar membuat suasana jadi kacau.
“mwo?”
Sooyun begitu terkejut
“jeongmalyo? Chukkae noona!”
Hyun Woo mengucapkan rasa senangnya sepertinya ia sudah tau jawaban kenapa
namja tadi mengucapkan selamat pada noona yang ia cintai ini, tapi ia juga sedikit kebingungan
dan sedikit shock ternyata noona yang ia taksiri memiliki namja yang begitu
tampan nan rupawan (aigoo, perasaan macam apa ini, sungguh membingungkan author)
“ne”
Sooyun hanya bisa mengeluarkan kata itu, ia sendiri masih belum sadar dengan
keadaannya sekarang
“oke
noona, aku pulang duluan, aku tak mau mengganggu noona dan hyung, annyeong”
Hyun Woo pamit
“wae?
kenapa ga bareng kami saja?” pinta Jonghyun ramah
“gwenchana
hyung, aku sendiri aja”
“jeongmal?”
Sooyun khawatir
“ya
noona, sudahlah aku pulang ya”
“ya”
Sooyun menjawab dan membiarkan Hyun Woo pulang sendiri
only your smile can make me calm |
“segitu
nyamankah? atau sangat menginginkannya?” Jonghyun melirik Sooyun dengan tatapan
usilnya
“m..mwo?”
Sooyun bingung dengan ucapan Jonghyun, kini ia baru sadar saat melihat
tangannya masih bergandengan dengan Jonghyun
“aissh,
kamu yang menggandeng tanganku lebih dulu” Sooyun sedikit kesal
“bukankah
kau bisa menolaknya?” lagi-lagi Jonghyun menggoda
“aisshh,
apa yang membawamu kesini?” Sooyun mulai sedikit ketus.
“aiggoo,
ahjumma..kenapa kau begitu ketus? begitu kesalkah kau padaku? apa aku tak boleh
menjumpaimu?”
“Jonghyun~ah”
Sooyun mencubit lengan Jonghyun manja
“khaja~” Jonghyun menarik
lengan Sooyun masuk mobil, mereka akan makan malam. Namun langkah mereka
terhenti saat ada yang memanggil
“Sooyun~ssi,
Jonghyun ah?”
Yoona melihat kemesraan mereka
“Yoona~ssi?”
Sooyun penasaran
“Jonghyun~ssi…”
Yoona memandang Jonghyun dengan tatapan kecewa dan tak menggubris Sooyun
“kalian
kenal?” Sooyun mulai curiga, ia merenggangkan gandengannya, namun Jonghyun
menarik dan mempererat gandengan tersebut.
“chagiya~,
tadi namjamu yang ganteng ini tanpa sengaja menabraknya, dan ternyata sekarang
ia sudah sehat. Chukkae yoona. Lain kali kamu harus berhati-hati saat
akan menyeberang ya?” Jonghyun menjelaskan dan melirik Yoona
chagiya??
Kini Sooyun dan Yoona sama-sama bingung dengan sikap
Jonghyun.
“Sooyun~ah, ini namjachingumu? kenapa tak pernah kabarkan aku?” Yoona
menatap Sinis Sooyun (emang penting buat dikabari ke kamu?? Hello~~ siapa
eloh?)
“mwo?!”
Hanya itu yang keluar dari mulut mungil Sooyun
“ne~,
aku namjachingunya” Jonghyun menjawab mantap dan memeluk pinggang Sooyun mesra
“gak
mungkin! Ini ga mungkin!! aaarrrgghh” Yoona langsung berlari meninggalkan mereka
berdua (sinetron lagii :p) dan tentu meninggalkan tanya dibenak Sooyun. (tuh
anak kenapa coba?? Korban sinetron lebay deh ==’). Namun bukan Sooyun yang
membuang waktu untuk memikirkan hal yang ga begitu penting, apalagi mikirin
Yoona. Jonghyun menatapnya dan kemudian kembali menarik lengannya menuju mobil.
Di dalam mobil Sooyun ingin menyelesaikan kebingungannya akan Jonghyun.
“Jonghyun~ah,
apa maksudmu mengatakan itu tadi?”
“wae?” Jonghyun
meliriknya sambil menyunggingkan senyuman termanis yang ia punya
“mwo?” Sooyun
semakin penasaran
“apa
aku salah kalau menjadi namjamu?” Jonghyun menaikkan sebelah alisnya
“tapi
kita baru saja kenal dan hanya berapa kali bertemu” Sooyun memberi alasan
“lalu?” Jonghyun
masih bergaya sok coolnya itu menatap Sooyun yang polos
“uh?” Sooyun heran
“trus, apa ada hukum yang melarang seseorang untuk jatuh
cinta pada pandangan pertama? apakah aku salah jika sekarang aku ingin menjadi
namjamu?” lanjut Jonghyun lagi
“m..mwo??!” Sooyun kaget
“Sooyun~ah” Jonghyun menggenggam tangan Sooyun dan
meletakkan di pipinya “saranghaeyo, jeongmal saranghaeyo”
“jeongmal?
secepat itukah?” Sooyun menatap Jonghyun heran, jantungnya kembali
berdetak kencang, sudah lama ia tidak merasakan detakan sekencang ini.
“wae?
kau sudah punya namja?” Jonghyun meliriknya tajam
“anniyo,
aku hanya belum yakin Jonghyun” Sooyun mendesah halus dan merunduk
“baiklah,
aku akan meyakinkanmu!” Jonghyun mengangkat dagu Sooyun dan menatap matanya dalam
“maksudmu?”
Sooyun tak paham dan jantungnya berdetak semakin kencang
Jonghyun memperhatikan mata Sooyun mendalam, Tangan kanan
Sooyun yang digenggam tadi tak dilepaskan, ia meletakkan di dadanya, sedangkan
tangan kirinya memegang wajah Sooyun dan matanya terus memandang mata sipit
milik Sooyun, kini ia menarik Sooyun sedikit lebih dekat dengannya lagi
“Jonghyun~ah” Sooyun mulai panik ia gugup sekali wajahnya
begitu dekat dengan wajah imut nan mulus milik Jonghyun. Ia merasakan hembusan
nafas Jonghyun yang begitu dekat di wajahnya. Ia sangat deg-degan. Kemudian Sooyun
menutup matanya. Sesaat terdengar Jonghyun tertawa. Sooyun mebuka matanya dan
kesal.
“wae? apa yang kamu tertawakan?” Sooyun kesal dan malu
mungkin sekarang pipinya memerah ia melepaskan genggaman Jonghyun,
namun namja itu kembali menggenggam tangan Sooyun.
“kenapa kamu merem?” Jonghyun bertanya dan kembali
tertawa, Sooyun benar-benar kehilangan kata-kata, ia malu sekali, ahh Jonghyun
benar-benar membuatnya kesal hari ini.
“aishh, anni..nae..nan...” Belum selesai Sooyun
mengungkap alasannya, kini bibir Jonghyun telah menempel dibibirnya. Sebuah ciuman
lembut mendarat di bibir Sooyun, membuat ia kaget setengah mampus (hahaha
lebay), tapi anehnya ia tak menghindar, kemudian ia malah memenjamkan matanya dan
menikmati ciuman lembut yang diberikan Jonghyun, entah kenapa ia merasa nyaman
dengan ciuman itu.
Beberapa saat kemudian Jonghyun menghentikan ciumannya, ia
takut kalau ciuman itu berlanjut jauh, lalu ia tertawa lebar membuat Sooyun
cemberut dan semakin kesal.
“waeyo?
kenapa kau tertawa? kau mempermainkanku?” Sooyun kesal dan kembali melepaskan genggaman
tangan Jonghyun
“sudahkah
kau yakin sekarang?” Jonghyun mengusap pipi Sooyun lembut
“ne?” Sooyun
masih memasang wajah innocentnya
“ayoolah
Yunnie,
kau mencintaiku bukan?” (WHAAATT???!! O.o Jjong manggil gue Yunnie?? *pingsan
xD)
“mm,
anni” Sooyun tak tahu harus berkata apa
“kalau
kau tidak mencintaiku, kenapa kau tak menghindari ciumanku barusan?” Jonghyun
tersenyum usil
“mwo?! Jonghyun~ah” lagi-lagi Sooyun kehilangan kata-kata,
ia memukul lengan Jonghyun. Kembali Jonghyun meraih jemari Sooyun dan menggenggamnya
“Sooyun~ah, Kim Sooyun nim, saranghamnida” ucapnya sambil mengecup tangan Sooyun.
Kini Sooyun benar-benar sesak napas, Jonghyun memang susah ditebak, tanpa ragu
akhirnya ia menjawab “ne~ nado saranghaeyo Jonghyun-ah” jawab Sooyun mantap,
jantungnya benar-benar mau copot sekarang.
“gomawo
chagiya” Jonghyun tersenyum manis dan mencubit pipi Sooyun
“ne~”
jawab Sooyun Singkat sambil menyunggingkan senyum manisnya
“hmm,
sekarang boleh aku cium kamu lagi kan?” Tanya Jonghyun nakal sambil mengerdip sebelah
matanya
“mwo?”
Sooyun terkejut
“haha,
anniyo, ayo kita jalan” kini Jonghyun tersenyum manis pada Sooyun yang membuat Sooyun
kehabisan nafas (lebay), Sooyun mengangguk dan mereka melanjutkan niatnya untuk
makan malam.
Jonghyun, kenapa kau membuatku jantungan?
dan yang tadi itu, ciuman? kenapa kau melakukannya? dan ohh kenapa aku tak bisa
menolaknya? padahal dulu saat aku begitu mencintai Hyun Joong oppa, aku tak
pernah mau diciumnya, apa perasaanku jauh lebih dalam padamu dari pada ke Hyun
Joong oppa?
Jonghyunn~ah, kau membuatku
kehabisan nafas, tingkahmu benar-benar membuatku harus menggantikan jantungku,
dan senyumanmu, ohh senyuman mautmu mengalahkan senyuman Minho, aku benar-benar
gila dibuatmu.
“appa, umma..aku pulang!” salam Sooyun dan hendak masuk
ke kamar, kemudian ia teringat satu hal dan berbalik lagi.
“kau
tak ingin masuk dan menjumpai appa sama umma dulu jonghyun?” Tanya Sooyun
lembut pada namja yang sedang berdiri di teras itu
“aissh,
bocah ini, benar-benar! masih bisa-bisanya kau memanggilku seperti itu?”
Jonghyun sedikit kesal
“mwo?
apa yang salah?”
“aigoo,
tidakkah kau sadar? aku lebih tua darimu? panggil aku oppa!”
“mwo??
kekeke, mianhaeyo Oppa,” cengir Sooyun. “mm, tidak menjumpai appa dan
umma?” lanjutnya lagi
“gwenchana,
besok saja”
“Jonghyun~ssi,
kenapa tak masuk?” suara dari belakang Jonghyun mengagetkannya
“hyung?”
“oppa?”
“ne~
aku baru pulang, ayo masuk umma sama appa menunggu kita pasti” Siwon menambahi
lagi
“apa
kalian sudah resmi sekarang?” Tanya Siwon sambil menyunggingkan senyum
nakalnya
Jonghyun
dan Sooyun hanya tersenyum dan Siwon sudah bisa menebaknya. Kemudian ia menarik
lengan Jonghyun dan mereka masuk ke rumah
“appa,
umma coba lihat, yunnie kita telah dewasa, dia punya namja sekarang” Siwon
memberitakan sesuatu yang mungkin tidak begitu penting menurut Sooyun pada
kedua orang tuanya yang lagi asik menonton (Cinta Fitri season bosan xD) di ruang keluarga.
“oppa..”
Sooyun memukul lengan oppanya dan sedikit cemberut
Namun
ia begitu tenang ketika melihat Jonghyun memberikan senyumnya pada appa dan
umma
“mwo?”
teriak appa dan umma barengan
“chinca?”
Tanya Taeyeon umma
“aigoo,
appa senang sekali ternyata lebih mudah dari yang direncanakan” lanjut Teukki appa
“ne
chagiya, benar-benar luar biasa” kini Taeyon umma yang berbicara
“mari
kita merayakannya” usul Siwon oppa
“merayakan
apa? lain kali saja, Jonghyun oppa pasti sibuk dia kan mahasiswa Kedokteran,
harus rajin belajar dan aku capek aku mau istirahat, kalo oppa mau rayakan saja
sendiri. daaahh” Sooyun pergi berlari ke kamarnya.
“aisshhh,
bocah nakal” geram Siwon
“mm,
umma appa aku pamit dulu yaa” Jonghyun berniat pulang
“aigoo~
selalu terburu-buru, baiklah sekarang kami tak akan melarangmu karena kamu akan
setiap hari kesini kan Jonghyun?” goda Teukki appa
“ne
appa” jawab Jonghyun sambil tersenyum dan meninggalkan ruangan itu diantar
Siwon
“sepertinya
kita harus cepat bergerak chagiya” Taeyeon umma berpendapat
“ne~
yeobo, pesta itu harus dipercepat” jawab Teukki appa mantap
“gomawo
hyung, aku pulang” pamit Jonghyun pada Siwon
“ne~
sesekali ajak Sungje main ke sini”
“ne
hyung”
kini
Siwon hanya bisa tersenyum memikirkan polah dua makhluk kecil itu, ahh
benar-benar lucu, kemudian ia masuk setelah melihat mobil Jonghyun hilang di
jalan.
ahh hari yang melelahkan, tapi
aku begitu senang
Sooyun
baru saja keluar dari kamar mandi, ia membasuh tubuhnya yang telah seharian
dibalut keringat, ahh Jonghyun oppa kau betah
denganku? apa aku tidak bau?ke~ke~ke~
ring ding dong ring ding dong~
diggi ding diggi ding ding ding~..
“mwo?,
sms dari siapa ini?”
aigoo~
bahkan kau tidak mengucapkan
selamat malam?
aissh, ahjumma nakal!
Sooyun
tersenyum membaca pesan dari Jonghyun, benar-benar menggemaskan
mianhaeyo chagiya~
tadi aku mandi
jaljayo
Saranghae
ahh, kau sudah segar rupanya?
baiklah, tidur yang nyenyak ya
nado, jeongmal saranghaeyo
chagiya~
lagi
lagi Sooyun tersenyum sendiri membaca pesan dari Jonghyun,
“kyaaa~~
senyum-senyum sendiri” tiba-tiba Siwon masuk kamar dan mengejutkan Sooyun
“Oppa!
kenapa tak mengetuk pintu? kalau aku sedang ganti pakaian bagaimana?” Sooyun
kesal karena oppa nya ini selalu merusak kebahagiaannya
“aigoo~
bahkan sekarang kau masih terus kejam sama oppa mu?”
“aisshh,”
“haha,
ayo cerita ke oppa, apa aja yang udah kalian lakukan hari ini?” tanya
Siwon sambil mengeluarkan senyum mesumnya
“mwo??!”
“ayoolah
Yunnie,
bukankah sudah menjadi pasangan sekarang? kenapa mesti malu mengakuinya pada
oppa?”
“oppa,
aku ngantuk!” Sooyun mendorong tubuh oppanya keluar dan mengunci pintu
“yaa yaaa~~
aissshh awas
kau Kim Sooyun! ugh” ancam Siwon dari
luar
“aku
tidak takut!” jawab Sooyun kemudian ia tersenyum lagi dan membaringkan tubuh
keatas kasur.
flashback
Lima
tahun yang lalu..
“apa
kamu yakin Sooyun?” Tanya umma terakhir kali pada Sooyun dengan wajah sedih
“ne
umma, aku hanya tak tahan jika terus disini, aku tak sanggup” jawab Sooyun
“baiklah,
nanti appa akan menelpon Changminnie ahjumma untuk merawatmu selama di Jepang”
Kini appa yang bersuara
Sooyun
baru saja lulus dari Junior High School, dan ia akan melanjutkan Ke Senior High
School, namun ia berniat untuk melanjutkannya di Jepang, karena tak sanggup
menjalani hari-hari yang dijanjikan bersama sahabatnya disini namun tak sesuai
dengan harapan mereka dulu.
Park
Rae Mi, Sahabat Sooyun semenjak TK hingga SMP, saat hari kelulusan tiba, mereka
sama-sama berjanji untuk masuk ke SMA yang sama dan meraup cita-cita yang sama,
namun dua hari setelahnya Rae Mi mengalami kecelakaan, ia luka parah dan
langsung meninggal dunia. Semenjak itu Sooyun benar-benar terpukul dan
kehilangan, ia benar-benar ingin meninggalkan Seoul untuk sesaat, ia tak
sanggup setiap harinya harus mengenang kebahagiaan saat-saat mereka bersama.
Akhirnya
Sooyun melanjutkan sekolahnya di Jepang dan tinggal bersama Ahjumma
tercintanya.
Sepeninggalan
Sooyun, banyak kejadian yang ia tak tahu di Seoul
“ahh,
Donghae! apakabar? lama tak jumpa, ayoo masuk!” Donghae appa dan Heechul umma
berkunjung ke rumah Teukki appa, sahabat lamanya. Dan mereka merayakan reuni
kecil-kecilan.
“aigoo~
siapa ini? manis sekali, apa ini Sooyun? ternyata ia begitu manis saat besar”
Tanya Heechul umma sambil mengambil sebuah frame besar yang berisi foto Sooyun.
“haha,
bisa sajaa, dia memang cantik dan manis seperti ummanya” jawab Teukki apa yang langsung dicubit
sama Taeyeon umma “ahh chagiya~”
“oh
ya, mana Siwon dan Sooyun?” tiba-tiba Donghae appa bertanya
“ahh,
Siwon masih di kampus sibuk dengan kegiatan kepolisiannya, maklum mau usai,
kalo Sooyun ia melanjutkan sekolahnya di Jepang” jawab Taeyeon umma
“wahh
hebat, yeobo ah
umma suka sama Sooyun, gimana kalau kita menjodohkannya dengan Jonghyun”
Heechul umma berbisik pada Donghae, namun terdengar ditelinga Teukki appa
“ne~
aku setuju sekali, Jonghyun anak yang manis, tapi kalian harus tau kalau Sooyun mengalami lemah jantung” ucap Teukki appa sedikit
memasang wajah murung, lalu punggungnya dielus Taeyeon umma
“araseo,
tenang hyung, aku akan menyekolahkan Jonghyun di bagian kedokteran, agar ia
bisa mengobati Sooyun nantinya. Lagipula Sungje telah aku sekolahkan di sana, jadi Jonghyun akan dibimbing Sungje
nantinya” jawab Donghae appa mantap dan diikuti anggukan Heechul umma
“chinca?”
wajah Teukki appa riang, kemudian melihat Donghae dan Heechul tersenyum.
“baiklah,
kita akan melakukan pertemuan ini nanti, saat Sooyun sudah kuliah, dan kita
akan merencanakannya lagi nanti bagaimana pertemuan mereka terkesan alami”
lanjut Teukki appa lagi, Taeyeon umma hanya mengangguk-angguk setuju saja.
“baiklah
hyung,
akan kita bicarakan nantinya” jawab Donghae
Perbincangan
itu berlanjut tenang, kedua keluarga itu sangat senang sekali, di sela-sela
pembicaraan mereka, tiba-tiba Siwon masuk
“Donghae
appa? Heechul umma?” sapanya sambil membungkukkan setengah badan
“Siwon~ssi?
kamu telah sangat besar dan semakin ganteng?” Heechul umma memeluk erat namja
itu dan mencium pipinya.
“ahh,
umma gomawo” jawab Siwon tersipu, “emm, itu tadi aku mendengar..” belum selesai
ia melanjutkan namun keburu dipotong sama Teukki appa
“ne~,
kita membutuhkan bantuanmu, kau sangatlah dekat dengan Yunnie, semoga kau juga ikut
membantu perjodohan ini”
“jeongmal?”
Siwon tampak bahagia “araseo, aku pasti membantu” jawabnya mantap lalu semua
ikut tertawa bahagia
Sooyun~ah semoga Jonghyun
benar-benar jodohmu, aku akan melakukan segala usaha untuk membuat kalian
bersatu. Siwon
membatin lalu tersenyum manis (gak deh, evil smiling,,hihihi.)
end flashback
TBC ... tunggu lanjutannyah yaaahhh ;)