Annyeooong
:D kambek lagi nih setelah hiatus panjang (?) ini ff kelar juga Y.Y yasudah,
jangan terlalu lama menunggu (?) sok atuh dibaca en jangan lupa ninggalin jejak
xD. well happy reading m0ah ;)
===========
Title : Naekkeo haja (BE MINE)
Author : Echiey Chant
Genre : Romantic fun (?)
PG : 17
Cast : Kim Myungsoo Cameo: Park Jiyeon
Park
Sooyeon Nam Woohyun
Cho
Hyuna Lee Howon
Kim
Sunggyu Suzy Bae
Naekko haja ~ |
Author POV
Sore ini
mereka berempat telah berjanji untuk menonton. Selanjutnya akan dinner. Double
date istilah kerennya. Kekeke. Sooyeon telah berdiri di depan rumah menunggu
kekasihnya. Seperti biasa, ia hanya memakai baju kaos dengan shall dililit di
leher, jeans biru muda dan sepatu kets kesayangannya. Ia melirik pada arloji di
tangannya sambil sesekali melihat ke arah jalan depan rumahnya. Seketika bunyi
klakson mobil membuat ia tersenyum dan menghampiri mobil yang berhenti di depan
pagar rumahnya.
“yaa! Kenapa
telat?” Sooyeon cemberut saat Myungsoo ke luar membukakan pintu mobil untuknya.
“mianhae
baby, tadi Gyu hyung dan Hyuna nuna minta dijemput duluan” Myungsoo melirik ke
jok belakang mobil yang sudah berisi sepasang kekasih, tak lain sahabat mereka.
Sooyeon hanya tersenyum dan membenarkan posisi duduknya.
“aish,
araseo” ucapnya saat Myungsoo telah kembali memasuki mobil dan mulai menyetir lagi.
“Sooyeon ah!
Kamu tidak dandan lagi ya?” tanya Hyuna sambil terkekeh membuat Sooyeon
cemberut.
“yaa! Eonni
ah! Yeon kan sudah bilang kalau Yeon tidak mengerti cara berdandan” jawab
Sooyeon kesal. Myungsoo meliriknya sekilas dan tersenyum, ia kembali
berkonsentrasi menyetir.
“Yeonnie ssi
kau kan yeoja, masa tidak tahu caranya dandan” sambung Sunggyu ikutan ngusilin
Sooyeon.
“aaahh oppa
kenapa ikut-ikutan? Yeon hanya malas saja” jawabnya lagi.
“kau kan
bisa belajar pada Hyuna” lanjut Sunggyu lagi.
“ne, eonni
bisa bantu kamu kok, kekeke” Hyuna menimpali.
“aisshh!”
Sooyeon kesal ia memandang ke arah jalan, yang lain terkekeh dengan sikapnya.
“kami hanya
ingin kau terlihat lebih cantik lagi, kan nantinya juga Myungsoo-mu yang bahagia”
Sunggyu masih ingin mengganggu Sooyeon. Sooyeon melirik namja di sampingnya.
Tak ada respon.
Apa
selama ini aku kurang cantik untuk Myungieku? Pantas saja ia tak pernah
bersikap romantis padaku. Beda dengan Sunggyu oppa, selalu manis terhadap Hyuna
eonni. Assshhh .
Sooyeon berbicara dalam hati. “Yeon nyaman seperti ini oppa” jawabnya datar.
“yaa!
Gwenchanayo? Kau marah pada oppa?” Sunggyu mulai panik.
“aniyo”
“yaa! Oppa
cuma bercanda”
“kekeke
gwenchana oppa”
“we
arrived!” Myungsoo tiba-tiba memberhentikan mobilnya. “khajja!” lanjutnya lagi.
Mereka berempat keluar dari mobil dan menuju ke lantai dimana bioskop berada.
=====
Sooyeon POV
Ahh kesal
sekali tadi, kenapa sih mereka harus memperdebatkan tentang dandan, membuatku
gundah saja! Apa Myungsoo suka sama yeoja yang berparas cantik dan suka
berdandan? Kesal. Ruangan mulai penuh. Kami berpisah, Sunggyu oppa sepertinya
memang ingin berdua dengan Hyuna eonni. Mereka membeli tiket pada kursi yang
berbeda dengan kami. Aku dan Myungsoo hanya menuruti saja kemauan mereka. Aku
duduk disamping Myungsoo. Lampu mulai dimatikan. Aku menggenggam erat tangan
Myungsoo. Ia membalas genggamanku. Ia tahu aku takut gelap. Film sudah dimulai.
Aku mengedarkan mataku ke seisi ruangan dan sialnya oppa, mereka ternyata di depan
kami.
“oppa!” aku
menyentuh bahunya. Ia menoleh.
“yaa!
Ternyata kalian mendapat kursi di belakang kami?” Hyuna eonni bersuara dan menoleh
saat tahu aku yang memanggil namjanya.
“ne nuna”
jawab Myungsoo dan akupun ikut menggangguk.
Kami mulai
menikmati alur cerita yang sedang kami tonton. Menurutku filmnya sedih, tidak
jauh berbeda dengan kisah nyataku. Berpacaran dengan namja cool dan terkesan
cuek. Kasihan yeojanya sampai begitu tersiksa. Apa aku juga tersiksa? Aku
melirik pada namjaku, ia terus memperhatikan film yang sedang diputar. Aku
mengalihkan mataku pada tangan kami, ia masih menggenggam tanganku. Myungie
ah, aku bahagia sekali setiap kali kita nonton kau selalu menggenggam tanganku.
Rasanya aku ingin seperni ini terus. Aku menarik nafas dalam dan kembali
melanjutkan tontonan, sepertinya filmnya akan berakhir.
Sukurlah ceritanya happy ending. Ternyata
namja itu sangat mencintai yeojanya. Waah ending by kissing. Dan yaa! Sunggyu
oppa sama Hyuna eonni ciuman? Huh? Dasar curi-curi kesempatan. Aku menggigit
bibirku kemudian melirik lagi pada Myungsoo. Pandangannya lurus ke depan. Yaa!
Filmnya sudah usai, kenapa masih begitu serius? Aish.
Lampu
ruangan kembali menyala, aku mengucek-ngucek mataku karena silau.
“sudah
selesai! Ayoo kita cari makan, aku lapar” Myungsoo bangun dari kursinya, aku
juga bangun saat Sunggyu oppa dan Hyuna eonni juga ikutan bangun.
“khajja!”
jawab mereka kompak sambil tersenyum manis. Kami meninggalkan ruangan itu dan
mencari makan.
=====
Myungsoo POV
Seperti
biasa, aku akan selalu menggenggam tangan yeoja-ku saat lampu dimatikan, ia
memang takut gelap. Aku tahu dia senang dengan hal itu. Film terus berjalan,
jujur saja, aku tidak suka film romantis-romantis seperti ini. Karena ajakan Gyu
hyung aku tidak bisa menolak. Selama film berlangsung aku merasa tidak tenang,
Sooyeon terus menatapku. Apa yang dia pikirkan? Di akhir cerita juga, aku tahu
ia menyaksikan hyung dan nuna ciuman tadi. Sudahlah aku sudah lapar.
=====
Author POV
Mereka
sampai di sebuah cafe kecil namun sangat cocok untuk pasangan yang baru saja
jadian. Suasana yang romantis membuat pasangan tersebut lebih dekat. Lagi-lagi
Myungsoo menghela nafas, kenapa akhir-akhir ini hyungnya suka hal-hal seperti
itu? Mereka menemukan tempat yang menurut mereka nyaman.
“kalian mau
pesan apa?” tanya Sunggyu.
“yeobo ah,
aku sama sepertimu saja” jawab Hyuna.
“baiklah
chagi, kalian?” Sunggyu kembali bertanya pada Myungsoo dan Sooyeon yang masih
membaca menu list.
“samgyetang
saja” jawab mereka serentak. Sontak membuat mereka saling bertatapan. Juga
Sunggyu dan Hyuna.
“yaa!
Jauh-jauh kita ke sini, kenapa kalian memesan samgyetang?” tanya Sunggyu.
“aku sedang tidak
selera hyung” jawab Myungsoo dan langsung mendapat tatapan khawatir dari
Sooyeon.
“eo?
Gwenchanayo?” Sooyeon khawatir ia memegang pipi namjanya.
“gwenchana,
aku hanya ingin makan itu saja” jawab Myungsoo lagi.
“baiklah”
ucap Sunggyu dan memanggil pelayan untuk mengantar pesanan mereka. Sesaat
kemudian pelayan itu datang lagi ke meja mereka.
“maaf tuan
dan nona, Samgyetangnya hanya tinggal satu porsi saja, bagaimana satunya lagi
mau diganti?” tanya pelayan itu.
“eotte?”
tanya Sunggyu pada pasangan di depannya.
“eo? Yeon
pesan lain saja” jawab Sooyeon.
“ani.. biar
aku saja yang pesan lain” jawab Myungsoo.
“yaa baby,
tapi kau mau samgyetang, biar Yeon saja”
“gwenchana,
aku saja”
“yaaa!
Jangan bertengkar!” Sunggyu bersuara, pusing melihat tingkah pasangan di
depannya. “sudahlah, tidak ada pesanan pengganti, satu samgyetang saja mas”
jawab Sunggyu pada pelayan. Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan meja
mereka.
“yeobo ah,
kenapa cuma satu porsi saja? Memang mereka bakal kenyang?” tanya Hyuna.
“yaa chagi
ah kau tidak tahu saja, mana pernah mereka berdua makan banyak, satu mangkuk
itu saja mungkin kebanyakan buat mereka” kekeh Sunggyu. Hyuna tersenyum
mengangguk membenarkan, Sooyeon manyun dengan ucapan Sunggyu, sedangkan
Myungsoo ia melirik ke area cafe. Mereka berbincang-bincang singkat sambil
menunggu pesanan mereka datang.
“ini
pesanannya, silahkan menikmati hidangan kami” ucap pelayan yang mengantarkan
makanan mereka.
“gomapseumnida”
ucap mereka serentak sambil mengambil hantaran. Mereka mulai menyantap pesanan
mereka.
“yaa! Kenapa
cuma memandangi saja! Cepatlah kalian makan, nanti keburu dingin” ucap Sunggyu
saat melihat pasangan di depannya tidak menyentuh mangkuk samgyetang.
“iya, nanti
keburu dingin tidak enak lagi” sambung Hyuna membenarkan.
“baby kamu
makan duluan saja” ucap Myungsoo sambil menyodorkan mangkuk ke depan Sooyeon.
“yaa baby
ah, kamu duluan saja” Sooyeon kembali menyodorkan mangkuk ke hadapan Myungsoo.
Seakan tahu apa yang akan terjadi, Sunggyu menarik mangkuk itu di tengah-tengah
mereka berdua.
“kenapa
harus selalu begini sih? Makan bareng saja kenapa? Nih!” ucapnya sambil
memberikan mereka sendok. Akhirnya mereka mulai menyantapi pesanan mereka.
“susah
sekali” desis Sunggyu. Kemudian ia melanjutkan makannya.
Sesaat
kemudian mereka telah menyelesaikan makan malam mereka.
“masissta”
ucap Hyuna sambil mengusap-usap perutnya yang kekenyangan. Sunggyu melirik yeoja
di sampingnya. Ia memegang bibir yeojanya dan tersenyum.
“yaa hyung!
Kami di sini!” ucap Myungsoo tiba-tiba, ia tidak ingin melihat adegan itu lagi.
Mereka seringkali berciuman di depan ia dan Sooyeon. Entah apa maksudnya.
Myungsoo melirik Sooyeon yang menatap heran padanya. Ia memberikan tissue pada
Sooyeoen dan menunjuk ke arah pinggir bibir yeojanya. Kemudian Sooyeon
tersenyum dan mengelap bibirnya.
“kau kenapa?
Aku hanya ingin menghapus sisa makanan di pinggir bibir Hyuna” kesal Sunggyu.
“alasan
saja” desis Myungsoo. Namun tak di hiraukan.
“yasudah!
Ayo kita pulang, sudah larut” jawab Sunggyu dan bangun dari kursinya.
“aku ke
kasir dulu, kalian duluan saja ke mobil” lanjutnya lagi. Mereka bangun dan
beranjak meninggalkan cafe itu.
/
“kalian
duluan saja, aku mau ke toilet dulu” ucap Myungsoo pada dua yeoja di depannya.
“oke, jangan
lama ya” jawab Hyuna. Myungsoo hanya mengangguk dan meninggalkan mereka
berjalan ke arah parkiran.
Sesampainya
di dalam mobil Sooyeon merebahkan diri sambil menunggu dua namja yang masih di
luar.
“yeonnie ah,
apa kau bahagia dengan Myungie mu itu?” tiba-tiba Hyuna bertanya sehingga
membuat Sooyeon membalik tubuhnya ke arah jok belakang.
“maksud
eonni apa?” tanyanya heran.
“yaaa! Eonni
lihat dia tidak pernah bersikap romantis padamu” ucapan Hyuna barusan membuat
Sooyeon terdiam, jantungnya berdetak kencang. “apa Myungie mu mencintaimu? Mian
ya eonni tanya gini”
“uh? Yeon
bahagia kok eonni, dia namja yang romantis, yaa walau tidak seromantis oppa pada
eonni, tapi Yeon cukup bahagia dengan perlakuannya” Sooyeon tersenyum.
“kalian
pernah ciuman?” tanya Hyuna lagi. Jantung Sooyeon kaku.
“pernah kok
eonni, tapi jarang” jawab Sooyeon sambil tersenyum datar. Pintu mobil terbuka,
Myungsoo masuk ke dalam mobil.
“hyung masih
belum balik?” tanyanya.
“belum,
sepertinya masih di cafe, antree mungkin” jawab Hyuna tersenyum. Sooyeon masih
mengatur detak jantungnya, ia memikirkan perkataan Hyuna tadi. Apa namjanya
tadi mendengar perbincangan mereka?
“hey! maaf
aku telat, ini buat kamu sayang” tiba-tiba Sunggyu masuk sambil membawa
sekuntum mawar dan diberikan pada Hyuna. Myungsoo dan Soyeon melirik mereka
sekilas dan kembali fokus pada pikiran masing-masing.
“gomawo
yeobo” Hyuna memeluk Sunggyu sambil mencium pipi namjanya.
“my pleasure
chagi” balas Sunggyu. Myungsoo melirik sekilas pada yeoja di sampingnya. Ia
menatap ke arah luar jendela, apa yang sedang ia pikirkan?
“kita jalan
sekarang ya?” tanya Myungsoo dan diikuti anggukan setuju dari yang lain. Mobil
pun berjalan meninggalkan area parkiran.
=====
“ppai ppai”
ucap Sunggyu dan Hyuna barengan. Mereka sengaja minta diturunkan di tikungan
komplek rumah, mereka ingin berjalan kaki bersama, karena rumah mereka searah.
“ppai ppai.
Jaljayo..” ucap Sooyeon sambil melambaikan tangannya pada mereka melalui
jendela mobil. Kemudian mobil kembali berjalan. Tinggal mereka berdua. Hening,
tak ada percakapan. Myungsoo melirik yeojanya yang terus saja melihat ke arah
jalan melalui jendelanya. Apa yang sedang dipikirkan yeojanya?
“baby?”
panggil Myungsoo merusak lamunan Sooyeon.
“ne?” jawab
Sooyeon dan mengarahkan pandangannya pada namja yang sedang menyetir.
“gwenchanayo?”
“uhm,
gwenchana”
“sepertinya
ada hal berat yang sedang kau pikirkan hm?”
“eo? aniyo,
Yeon tidak memikirkan apa-apa”
“can you
tell me?”
“uh? Uhm..”
“i will hear
it”
“i just want
hear ...”
“hear what?
Ohh musik ya? Maaf pantesan saja suasana sepi” Myungsoo menghidupkan tape nya,
ia tahu bukan ini yang dimaksud yeojanya, ia sudah tahu apa yang ingin
didengarkan yeojanya itu.
“eoh?”
Sooyeon terkejut dan sedikit kecewa.
“waeyo? Ini
lagu kesukaan kita kan?”
“ahh aniyo.
Uhm geraeyo.” Sooyeon mengangguk dan tersenyum, ia mendengarkan lantunan
nyanyian dari Infinite – Can you smile.
Myungsoo
merasa bersalah, tapi ia punya caranya sendiri.
=====
Mobil
berhenti di depan pagar rumah Sooyeon, tapi tak sadar karena keasikan larut
dalam nyanyian, Sooyeon kini terlelap di kursinya. Myungsoo melirik yeoja di
sampingnya.
“yaa kau
lelah sekali sepertinya, tidurmu sangat lelap baby” ucapnya lembut sambil membelai
rambut yeoja itu. Matanya melirik ke arah bibir mungil milik Sooyeon. Ia
mengusapnya pelan. Jantungnya berdetak kencang, ia menelan ludahnya. Padahal ia
sudah pernah melakukannya, tapi tak pernah ia segugup ini. Dengan memberanikan
diri ia mengecup lembut bibir yeojanya yang sedang terlelap, ingin ia
melanjutkan ciumannya tapi ia takut yeojanya terbangun. Ia hanya bisa
melakukannya saat Sooyeon terlelap saja.
“saranghaeyo
nan yeoja” ucapnya lembut di akhir ciumannya sambil mengusap pipi Sooyeon.
Kemudian ia membenarkan kembali posisi duduknya dan memandangi yeoja yang
terlelap itu.
/
“yaaa! Sudah
sampai? Kenapa tak membangunkanku?” Sooyeon kesal sekali.
“kita sudah
sampai tiga jam yang lalu baby” jawab Myungsoo sambil melirik jam tangannya.
“yaaa! Aish!
Jadi dari tadi kau hanya membiarkan Yeon tidur saja?”
“aku tidak
tega membangunkanmu, mianhae”
“aish,
gwenchana, sudah larut, Yeon masuk dulu ya!”
“ne.. good
night baby!”
“good
night..” ucap Sooyeon sambil keluar dari mobil.
“baby!”
panggil Myungsoo membuat Sooyeon
membalikkan tubuhnya. “ini tas kamu ketinggalan” Myungsoo keluar dari mobil dan
memberikan tas yeojanya.
“aigoo,
gomawo baby” ucap Sooyeon manis.
“cheonmaneyo”
ucap Myungsoo sambil mengecup kening yeojanya. “sleep well” ucapnya sambil
berlalu dan kembali menuju ke dalam mobil. Sooyeon diam mematung di tempatnya.
Ia masih bingung dengan barusan, apa dia sedang bermimpi? Ia melihat namjanya
meninggalkan rumahnya sambil melambaikan tangan. Ia tersenyum bahagia dan masuk
ke rumah.
=====
“Hoooaaaamm”
Sooyeon menggeliat, ia mengucek matanya dan meraih alarm di mejanya.
“yaaa sudah
jam sembilan, untung saja hari ini libur, kalau tidak bisa telat ke sekolah” ia
mengoceh sendiri. Hari ini hari sabtu. Memang sekolah libur. Sooyeon beranjak
dari tempat tidur menuju kamar mandi. Suara keran air berbunyi. Ia membasuh
wajahnya dan menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia menyentuh bibirnya.
“hmm, kenapa
indah sekali mimpi itu? Aku ingin Myungsoo menciumku di dunia nyata, bukan
selalu di mimpi..” desisnya dan kembali membasuh wajahnya.
“sudahlah,
mungkin memang akan lebih indah jika ia menciumku di mimpi” Sooyeon mengambil
handuk dan menyapu sisa-sisa air di wajahnya. Ia kembali ke kasurnya dan
mengambil tas nya. Ia mencari-cari ponsel namun tangannya menyentuh benda yang
lain. Ia mengeluarkan benda tersebut dari tasnya.
“whoaaa” ia
terkejut dan kemudian tersenyum pada benda kecil tersebut. Bola air kecil yang
di dalamnya ada dolphin. Pemberian dari namjanya. Memang bukan sesuatu yang
besar seperti pada pasangan yang lain. Tapi memang sangat berharga apapun yang
diberikan oleh orang yang kita sayang. Sooyeon masih tersenyum-senyum sendiri.
Suara
ponselnya berdering, ia mengambil ponselnya dan menjawab panggilan itu.
“yeoboseo?”
“YEONNIE AH!!”
“yaaa! Eonni
tidak usah berteriak! Yeon masih bisa mendengar eonni”
“keke
mianhae”
“uhm,
waeyo?”
“nanti sore
kita keluar ya?”
“kemana
eonni?”
“yaa
nge-date lah! Nanti kan malam minggu”
“araseo,
kenapa tidak pergi dengan oppa saja”
“yaa!
Paboya! Kita pergi berempat seperti biasa”
“aah eonni,
apa eonni tidak pernah merasa terganggu karena kami selalu bersamamu?”
“kekeke, kau
bicara apa sih? Aku dan sunggyu ingin kalian sadar, seharusnya Myungsoo harus
lebih peka lagi dengan perasaannya”
“maksud
eonni apa?”
“sudahlah!
Kau bersiap-siap saja, nanti jam empat kita pergi”
“eoh?”
“see you,
ppai” klik. Suara hape dimatikan.
“aish!
Eonni selalu begitu, dia ingin memamerkan kemesraannya dengan oppa padaku? Apa
dia tidak tahu kalau dia membuatku iri huh? Ohh Myungsoo...” Sooyun geram. Kemudian ia kembali
meraih bola air kecil pemberian Myungsoo. Ia tersenyum.
“nappeun
namja!” ia terkekeh. “kau sangat cool, tapi kau selalu memberikan hadiah-hadiah
kecil seperti ini. Saranghaeyo nan namja” ucapnya sambil mencium bola air itu.
“YEONNI!!!!”
teriakan umma dari ruang bawah mengejutkan Sooyeon.
“ne umma!”
jawabnya malas dan bangkit dari kasur menjumpai umma di lantai bawah.
“ayo cepat
sarapan, sudah mau makan siang ini!” Taeng umma memerintah putri
sematawayangnya.
“ne umma..
changkaman! Nan appa eodiya?”
“appa sudah
sarapan tadi, sekarang lagi ke luar sebentar”
“jadi Yeonni
makan sendirian?” Sooyeon cemberut menuju kursi makannya.
“yaa.. siapa
suruh anak gadis umma bangunnya telat hmm?” Taeng umma mencubit hidung putrinya
dan menyediakan sarapan buat putrinya.
“umma ikutan
makan dong”
“umma udah
makan sayang”
“yaaa Yeonni
males ah kalo umma ga ikutan makan”
“iyadeh umma
ikutan makan”
“kekeke,
gomawo umma”
Akhirnya
Sooyeon mau juga menyantapi sarapannya setelah berhasil membujuk Taeyeon umma
untuk menemaninya.
=====
Sooyeon POV
Kenapa lama
sekali? Apa Myungie kali ini juga menjemput oppa sama eonni dulu? Aku mendesah
pelan. Kali ini aku memakai sweaterku, celana jeans selutut, sepatu bots dan
topi kecil menutup kepalaku. Aku mendengar suara mobil Myungie yang mendekat, ya
benar saja. Mereka telah tiba. Aku langsung berjalan ke arah mobil.
“mian baby,
a bit late” ucap Myungsoo saat membuka pintu mobil untukku.
“gwenchana”
ucapku saat Myungsoo sudah kembali berada di kursinya.
“yaaa! Oppa
sama eonni mana?” aku terkejut tidak mendapatkan oppa sama eonni di dalam mobil
kami.
“mereka
telah duluan di sana, yasudah ayo kita jalan nanti terlambat” Myungie
menjalankan mobilnya saat mendapat anggukan setuju dariku. Sepanjang perjalanan
aku terus memikirkan hadiah darinya. Yaaa namjaku ternyata sangat romantis. Aku
meliriknya yang sedang berkonsentrasi menyetir. Aku tersenyum lagi. Terima
kasih Tuhan kau telah memberikannya untukku. Myungsoo seperti tidak sadar
dengan tatapanku, ia sangat berkonsentrasi mungkin. Ahhh aku merebahkan
punggungku ke kursi. Aku memejamkan mata dan masih terus tersenyum-senyum. Aku
bahagia sekali.
Myungsoo POV
Yaaa! Kenapa
yeojaku? Kenapa dari tadi hanya tersenyum-senyum tidak jelas. Apa dia sudah
melihat hadiah dariku? Waaa baguslah, aku bahagia bisa melihat yeojaku
tersenyum senang seperti ini. Sepanjang perjalanan ia hanya tersenyum-senyum
saja. Aku kembali menghidupkan tape, memutarkan lagu kesukaannya. Hingga tanpa
sadar akhirnya kami sampai juga di taman tepi sungai.
“ayo turun!”
ajakku sambil keluar dari mobil, ia mengangguk dan keluar menyusulku. Kami
berjalan mengitari taman mencari sosok hyung dan nuna. Dia berjalan lamban di
belakangku. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Aku melihatnya mengalihkan pandangan
ke seisi taman. Aku menemukan ia sedang memperhatikan pasangan-pasangan yang
bergandengan tangan. Aish yeoja!
“ppaliya!”
aku mengagetkannya. Kemudian ia mengangguk dan kembali mengikuti langkahku
hingga kami sampai di tempat hyung dan nuna berada.
“hyung ah
mian kami telat!” ucapku pada namja yang sedang duduk di taman sambil memeluk
yeojanya.
“gwenchana,
kita juga baru sampai kok” jawab Gyu hyung.
“Yeonni ah,
masih tidak berdandan lagi ya?” tanya Hyuna nuna pada Sooyeon, aku melihat ia
tersenyum kecut.
“aniyo,
takut telat nanti, kekeke” jawabnya santai. Dasar Yeonni!
Kami duduk
di taman, apa sih sebenarnya yang membuat orang-orang betah di taman. Aish! Aku
sangat bosan sekali. Hyung dan nuna sangat menikmati suasana yang membosankan
ini. Aku melirik yeojaku, ia memandangiku namun saat mata kami bertemu ia
mengalihkan pandangannya. Ia melihat pasangan-pasangan lain.
“yaa! Kalian
kenapa diam-diaman seperti itu?” tiba-tiba hyung merusak lamunanku. Aku
menatapnya sekilas. “Myungie ah kenapa kau diamin saja yeojamu? Seperti bukan
pasangan saja!” aku menatapnya kesal,apa maksudnya? Aish, kemudian aku melirik
Sooyeon yang masih menatap pasangan-pasangan lain yang bermesraan.
“kau cerewet
sekali hyung!” balasku kesal. Membuat Sooyeon melirikku.
“benar apa
yang dikatakan hyung mu, ayo buat yeojamu bahagia hari ini, dia ingin seperti
pasangan-pasangan yang lain” Hyuna nuna ikut bersuara.
“yaa eonni
ah gwenchana” jawab Sooyeon tiba-tiba sambil tersenyum datar.
“Yeonni-ku
selalu bahagia nuna!” jawabku lagi. Aish malas sekali.
“Yeon
tinggal sebentar!” ucap Yeonni tiba-tiba bangun hendak berjalan meninggalkan
kami.
“kau mau
kemana?” tanya hyung.
“mau melihat
sungai aja kok oppa” jawabnya dan kemudian melangkahkan kakinya.
“jangan
lama-lama” balas hyung, ia mengangguk dan berlalu meninggalkan kami.
“yaa!
Kenapa kau diam saja? Pergi temani yeojamu!” hyung melotot ke arahku.
“aish! Aku
ngantuk hyung” jawabku kesal dan merebahkan tubuhku di rerumputan. Langsung saja
aku mendapatkan jitakan darinya. Aww.
“yaa! Cepat
susul yeojamu!” tegasnya.
“aish! Berisik
sekali kau hyung! Yasudahlah” ucapku kesal dan bangun menyusul yeojaku.
=====
Sooyeon POV
Apa aku
salah jika ingin mendapatkan hal yang sama dari namjaku? Aku juga ingin seperti
pasangan-pasangan lainnya. Begitu romantis sekali. Kenapa sih Myungie tidak
seperti itu? Bahkan menciumku saja tidak pernah padahal kami sudah pacaran
hampir setahun. Aku sangat iri pada oppa dan eonni.
Aku terus
melangkahkan kakiku menuju tepi sungai. Ah kemana-mana banyak pasangan yang
sedang bermesraan. Lebih baik aku menuju mobil saja, aku malas dengan suasana
di sini. Iri sekali. Aku membalikkan langkahku menuju area parkiran taman. Saat
telah menemukan mobil Myungie, aku langsung masuk. Aku mengambil CD Infinite
dan mendengarkan lagu-lagunya. Tak sadar hingga aku terlelap.
Myungsoo POV
“yaaa! Kau
di mana sih Yeonni?” aku terus mengomel mencari-cari yeojaku. “kau membuatku
khawatir kalau begini!” aku terus mengedarkan pandanganku ke seisi taman. Namun
aku tidak menemukannya juga. Aku mulai kesal. “yaah! Dasar yeoja!” aku menendang
kerikil kecil di sana dan kembali menuju tepi sungai. Namun sekilas aku melihat
sosok yeoja yang sangat aku kenal. Yaa itu Yeonni-ku! Aku ingin menghampirinya
namun ia berbalik. Mau kemana dia?
Aku
mengikutinya dari belakang, memang ia tak sadar mungkin. Aku terus mengikutinya
hingga ia menuju ke area parkiran dan masuk ke dalam mobil. Yaa ngapain dia ke
mobil? Aku sudah lega karena sudah tahu ia berada di mana, aku melangkahkan
kakiku untuk berjalan mengitari taman, namun sejenak pikiranku berubah. Aku
kembali berjalan menuju mobil dan ingin menemani yeojaku.
Aku
mendengar lantunan lagu-lagu kesukaan kami. Aku masuk ke dalam mobil dan
mendapatinya sedang terlelap. Dasar Yeonni! Di mana saja pasti terlelap. Aku
duduk di jok sambil memandanginya yang terlelap.
“Myungie..”
tiba-tiba dia bersuara membuatku kaget. Dia tidak tidur? Aku meliriknya namun
matanya tertutup. Apa dia sedang mengigau? Aku terus memperhatikannya.
“Myungie ah”
bibir kecilnya bergerak lagi memanggil namaku. “apa kita bisa seperti oppa dan
eonni?” lanjutnya lagi membuatku kaget. Aku menadahkan tangan ke hadapan
wajahnya namun tak ada reaksi. Dia benar-benar mengigau. Aku hanya ingin
mendengarkan apa yang mau ia katakan.
“Myungie...
apa Myungie mencintai Yeon?” pertanyaan itu membuatku terkejut sekali. Aku
sangat mencintaimu Yeonni. Sangat. “Kalau iya, kenapa seperti tak bahagia?”
Yeonni kenapa sih? Aku sangat bahagia bersamamu chagi..
“apa Myungie
tidak keberatan karena Yeon tak pernah dandan dan terlihat cantik?”
Aku tidak
pernah keberatan Yeonni.. bagiku kau sangatlah cantik, lebih dari bidadari
sekalipun.
“Myungie ah,
apa arti ciuman buatmu?” apa maksud pertanyaannya? Aku memperhatikan matanya
dalam. Air mata keluar dari sudut mata sipitnya. Aku mendekatkan diriku ke
tubuhnya yang masih larut dalam mimpinya. Aku mengelus rambut lurusnya yang
panjang. Menyeka air mata dari sudut mata sipitnya. Aku mencium keningnya
lembut.
“setiap
malam Yeon bermimpi dicium Myungie, tapi Yeon ingin sekali merasakannya di
nyata. Tapi yasudahlah. Yeon tetap bahagia karena Myungie udah selalu hadir...”
belum selesai ia melanjutkan igauannya aku telah mengecup bibir mungilnya.
“yaaa!”
suara Sunggyu hyung yang tiba-tiba masuk ke mobil membuatku kaget. Aish!
“seharusnya kami tidak di sini” ucap Hyuna nuna yang wajahnya terlihat seperti
merasa bersalah. Aku menghentikan ciuman dan menatap mereka kesal sambil
meletakkan telunjuk di bibirku. Sssttt.
“kalian
berisik sekali” ucapku kesal dan melirik mereka tajam, kini mereka telah duduk
manis di jok mobil.
“wae?” tanya
Hyuna nuna penasaran. Kemudian ia mendekatkan wajahnya ke Yeonni. “yaaa!! Dia
tidur?? Jadi kau ..” belum sempat nuna menyelesaikan kata-katanya, tanganku
sudah menutup mulutnya yang bawel.
“sudahlah
nuna! Nanti dia bangun”
“aishh, tadi
kau menciumnya kan?”
“dasar yeoja
aneh” tiba-tiba Gyu hyung ikut bersuara.
“uh? Aniyo..
aku hanya membenarkan poninya yang menutup mata sipitnya saja”
“yaa! Nuna
tahu kau melakukannya!” kekeh Hyuna nuna yang diikuti tawa usil hyung.
“kalian
memang pasangan aneh” ucap Gyu hyung lagi.
“hmm..”
Yeonni menggeliat. “yaa! Yeon ketiduran ya?” ucapnya tersipu saat memandang
kami sedang memandanginya. Jujur hatiku tak karuan melihat wajahnya yang
tersipu. Imut dan lucu.
“kau memang
selalu tertidur, tidak salah julukanmu sleeping beauty” ucap Hyuna nuna dan
terkekeh.
“yaahh eonni
bisa saja” ucapnya lagi, wajahnya memerah, ahh manis sekali.
“kita cari
makan sekarang?” hyung mulai mengalihkan pembicaraan.
“ne.. cari
makan saja” Hyuna nuna ikutan bersuara.
“aishh pasti
karena Yeon ya? Maaf ya?” kenapa harus minta maaf?
“bukan kok,
ini sudah waktunya makan kita cari makan saja” ucap Gyu hyung. Lalu kami pun
meninggalkan taman menuju resto.
=====
Sooyeon POV
Yaa!
Bagaimana ini? Akhir-akhir ini kami selalu keluar sampai-sampai PR ku terbengkalai.
Aish bisa kena marah kalau aku terus begini. Aku membolak-balikkan buku
pelajaranku, aish apa ini? Kepala ku makin pusing saja dengan rumus-rumus aneh
ini. Aish.
“UMMA..”
teriakku sambil menangis. Aku akan selalu meneriaki kata “umma” seperti ini
kalau aku sudah panik, bukan maksudku memanggil umma ku. Tapi seperti tidak
biasa saja, umma berlari menuju kamarku panik.
“waeyo?”
lihat raut wajahnya.
“aniyo, cuma
meneriaki saja” jawabku lesu dan merebahkan diri di atas kasur tanpa
memperdulikan buku-bukuku yang betebaran.
“uri ddal
ada masalah?” tanya umma menghampiriku dan mengusap lembut kepalaku.
“Yeonnie
pusing umma.. PR nya susah sekali” ucapku sambil cemberut.
“yaah umma
kira kenapa, kenapa tidak belajar bareng saja dengan teman-temannya Yeonnie
hmm?” jawab umma sambil mencubit lembut hidung kecilku. “nanti kan bisa saling
menjelaskan jika ada yang sukar”
Benar! Apa
yang dikatakan umma benar! Hihi aku lebih baik belajar bareng teman-teman saja.
Aku bangkit dan memeluk umma. “gomawo umma, Yeonnie belajar sama teman-teman
saja”
“anythings
for you my dear” balas umma sambil mencium keningku. “hmm, atau Yeonnie nya
umma kan bisa minta tolong Myung-nya, dia namja pintar kan?” pernyataan umma
membuatku senang. Benar juga, kenapa aku tidak pernah berpikiran meminta tolong
namjaku? Hihi.
“hehe, iya
deh umma. Yeonnie minta bantu Myungsoo aja. Yeonni ke rumahnya dia ya?”
“iya, tapi
Yeonnie udah makan? Sepulang sekolah di kamar terus”
“udah umma,
tadi sebelum pulang Yeonnie makan di kantin”
“yasudah
sana kelarkan PR mu!”
“sippo umma”
ucapku mantap sambil memberi hormat. Umma terkekeh dan kemudian meninggalkanku.
Aku menghubungi namjaku dan memberitahunya aku akan ke apartementnya. Dia
setuju dan menungguku di sana. Yah aku tidak mau di jemput, aku ingin naik taxi
saja.
=====
Author POV
Tingtong..
suara bel pintu apartement Myungsoo berbunyi. Sooyeon berdiri dengan tenang
menunggu sang pangeran membukakan pintu. Ini bukan kali pertama Sooyeon bermain
ke apartementnya Myungsoo. Beberapa saat kemudian pintu terbuka dan muncullah
wajah tampan Myungsoo yang masih basah. Yah namja ini baru selesai mandi.
“kau sudah
datang, ayo masuk!” ucap Myungsoo dan kemudian Sooyeon pun mengikutinya. Ia
duduk di ruang tengah tempat biasa mereka berkumpul. Memang hanya ada meja dan
alas buat duduk. Tidak ada sofa seperti di ruang tamu. Memang ruangan khusus
untuk belajar bareng. “baby kau mau minum apa?” tanya Myungsoo saat ia menuju
ke dapurnya.
“air putih
saja” ucap Sooyeon lembut.
“kau yakin?”
tanya Myungsoo lagi. Namun gadis itu hanya mengangguk manis. “oh ya, aku juga
telah memberitahukan Gyu hyung ke sini, mungkin nanti dia dan nuna menyusul”
lanjut Myungsoo sambil membawakan dua gelas air mineral dan stoples kue. Ia
duduk di samping yeojanya. Mereka berbincang-bincang ringan sebelum memulai
mengerjakan PR Sooyeon.
Sooyeon POV
Aku mulai
mengeluarkan buku ku. “baby ah, Yeon bingung sama tugas Yeon” ucapku cemberut,
tapi namjaku cuma terkekeh kecil.
“sini biar
aku lihat” ia menarik buku di tanganku dan memperhatikan sekilas. “yah!
Bukankah ini mudah?” tantangnya. Aishh bagi kamu memang mudah, kau kan pintar,
juara kelas. Tapi bagi aku super susah. Apalagi Kimia bukan pelajaran
favoritku.
“benarkah?
Tapi Yeon tetap susah menyelesaikannya”
“yasudah
sini biar aku ajarkan dulu” dia mengambil kertas kosong dan mulai
mencoret-coret. Aku memperhatikannya dengan seksama. Ayunan pensil di tangannya
dan menghasilkan beberapa angka aneh, ya setidaknya aku mulai sedikit paham. Ia
menjelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana yang membuatku sangat paham.
Aku mengangguk-angguk mendengarkannya. “arayo?” tanyanya di akhir penjelasan
sambil menatapku manis. Aku balas menatapnya.
Deg..
Jantungku
tak karuan, saat mata kami bertemu. Wajah kami begitu sangat dekat, hanya
beberapa centi saja. Wajahku belum pernah sedekat ini dengannya, wajahnya
begitu lembut, matanya, hidungnya, bibirnya semuanya sungguh sempurna.
“baby..” dia
mengejutkanku.
“n..ne?”
jawabku kikuk.
“gwenchanayo?”
dia mulai panik.
“aniyo, Yeon
baik-baik aja kok” ucapku sambil tersenyum manis. Iya senyum aneh menurutku.
“jadi kau
paham sekarang?”
“i..iya Yeon
paham”
“kalau
begitu coba kerjakan nomer berikutnya” aku mengangguk dan mulai mengerjakan
tugasku. Aku mencoret-coret bukuku dan mencoba mencari hasil dari permasalahan
dalam soal-soal ini. Myungsoo memperhatikanku dengan seksama dan membantu
memperbaiki disaat aku keliru. Tugasku hampir selesai. Aku istirahat dulu deh.
Aku mengambil gelas minumanku dan meneguk airnya. Myungsoo juga melakukan hal
yang sama.
“kau lelah
berpikir ya?” tanyanya usil. Ia terkekeh. Aish aku cuma cemberut.
“aku cuma
bercanda baby, jangan cemberut ah” ucapnya sambil menyentuh bibirku yang
cemberut.
Deg..
Lagi
jantungku tak karuan. Apa yang akan terjadi nanti? Aku takut. Bukankah kami
hanya berdua di sini? Apa..apa? aishh kenapa dengan pikiranku? Aku menatap
Myungie-ku dia seperti aneh melihatku, apa dia tahu pikiranku? Ia mengambil
sepotong kue dan memasukkan dalam mulutnya. Lalu menyodorkan stoples kue
padaku, namun aku hanya tersenyum. Aku lebih memilih makan permen saja. Aku
mengambil permen yang ada di mangkuk kecil di depan bukuku. Aku tersenyum
padanya.
“mau lanjut
lagi?” tanyanya.
“sebentar
lagi deh, hehe” jawabku sambil nyengir. Ia hanya mengangguk-angguk sambil
kembali meneguk minumannya. Aku pun kembali mengambil permen dan memakannya.
Dia melihatku.
“baby kau
mau?” aku menanyakan padanya, ia mengangguk dan aku menyodorkan mangkuk kecil
yang berisi permen ini. Dia mendorong lembut mangkuk itu. Menolak.
“aku mau
permen yang ada di mulutmu” jawabnya santai.
Deg..
Uh? Apa dia
masih waras?
“yaa baby
kan sama saja, kenapa harus yang sudah Yeon makan?” aku mencoba menjawab dengan
tenang, sebenarnya jantungku sudah tak karuan.
“tapi
rasanya beda baby ah..” nah kenapa dia jadi manja, ia mendekatkan wajahnya
padaku. Aku sedikit menghindar, kenapa Myungie ku? Badannya semakin dekat dan
aku sudah tidak sanggup lagi menahan badanku yang sudah miring sedari tadi.
Bugh..
Aku
terjatuh, namun Myungie ku tak peduli ia masih saja ingin mengambil permen dari
mulutku. Wajahnya semakin dekat.
“baby ahh..
buka mulutmu...” aishh suaranya begitu manja, apa ini benar-benar Myungieku?
“aniyo..”
aku menutup mulutku dengan tangan, namun ia menepisya lembut. Ia berhasil
memindahkan tanganku dan menggenggamnya. Aku takut wajahnya sudah begitu dekat.
Aku menutup mata.
“YAAAAA!!”
suara Gyu oppa? Aku membuka mataku dan menatap wajah namjaku yang terlihat
kesal, ia bangun dan membenarkan posisi duduknya.
Myungsoo POV
Lihatlah.. pipi
yeojaku mulai memerah, aku senang melihat wajahnya jika seperti ini. Ahh
rasanya ingin terus menggodanya.
“yaa baby
kan sama saja, kenapa harus yang sudah Yeon makan?” suaranya terlihat sedang
ketakutan walau ia berusaha untuk tenang. Ahh benar-benar ingin terus
menggodanya.
“tapi
rasanya beda baby ah..” aku terus mendekatkan diriku dengannya, hmm bukankah ia
juga ingin aku menciumnya saat ia sadar? Tak ingin menunggu lama aku terus
mendekatkan tubuhku hingga ia terjatuh.
“baby ahh.. buka mulutmu...” aku tersenyum
manis memasang wajah memohon.
“aniyo..” ia
malah menutup mulutnya dengan tangan tapi aku menepis dan menggenggam
tangannya, apa aku terlihat memaksa? Ahh lupakan saja, dia yeoja-ku. Wajahku
begitu dekat sampai-sampai aku bisa merasakan deru nafasnya, jujur aku sangat
gugup, tapi tetap saja aku memberanikan diriku. Ahh imut sekali.
“YAAAAA!!”
suara Gyu hyung yang tiba-tiba masuk ke ruangan bersama nuna membuatku kesal.
Ahh aku lupa mengunci pintu. Kenapa sih mereka selalu mengganggu? Aku bangun
dan membenarkan posisi dudukku begitu pula dengan Yeonnie-ku, wajahnya masih
memerah.
“apa kami
mengganggu kalian lagi huh?” tanya Gyu hyung sambil terkekeh.
“yeobo..
kita selalu jadi pengganggu mereka” Hyuna nuna ikut bersuara.
Aish kesal
sekali. “aniyo, aku hanya ingin makan permen saja” ucapku sambil menatap
Yeonni-ku. Hyung dan nuna menghampir kami dan duduk di depan kami. Sooyeon yang
masih memerah wajahnya, ia menarik lagi buku PRnya dan mengerjakan dengan
cepat.
“kau tidak
menyuguhkan kami minuman huh?” tanya hyung.
“ah seperti
orang lain saja. Ambil sendiri saja di dapur” ucapku kesal sambil
memindah-mindah channel tv. Hyung terkekeh, nuna bangun dan menuju dapur.
Akhirnya kami bercengkrama hingga PR Yeon selesai.
=====
Author POV
“anak baru..
ada anak baru...” suara murid-murid di koridor sekolah membuat Sooyeon
penasaran.
“anak baru?
Nugunya?” ia celingukan ke arah luar dan mendapati seorang yeoja cantik sedang
berjalan dengan segala keangkuhannya, ia di kelilingi oleh beberapa pengawal
yang mengantarnya menuju ke kelas. Yeon bangun dan melihat gadis yang menuju
ruang kelasnya.
“kelas
satu... apa dia anak pejabat ya?” Sooyeon bertanya-tanya. “sudahlah.. bukan
urusanku!” Yeon kembali ke mejanya dan menyelesaikan beberapa hal yang belum ia
selesaikan.
=====
At canteen..
“lihat anak
baru ke sini, ayoo kenalan!” ucap salah satu murid yang duduk di belakang meja
Yeon dan Hyuna.
“duh norak
banget deh, kaya engga pernah lihat manusia saja” ucap Hyuna
“eonni kenal
siapa dia?” tanya Yeon penasaran
“dengar-dengar
sih namanya Park Jiyeon, anak pemilik yayasan sekolah kita ini..”
“whoaa
hebat, pasti anaknya pinter dan ramah seperti bapaknya..”
“kau jangan
berprasangka dulu, ia tak sebaik kelihatannya”
“yaah
eonni..”
“aku pernah
mengenalnya dulu..”
“hah?
Jinjjayo?”
“sudaah
lupakan, mana sih para namja lama banget deh nyampenya”
“mungkin
tadinya telat keluar eon..”
Keadaan
kantin jadi sedikit riuh karena banyak para namja yang ingin mendekati Jiyeon,
ia menarik salah satu kursi kosong dan duduk di meja bersebelahan dengan Yeon
dan Hyuna.
“duh
malas..” desis Hyuna. Namun Sooyeon hanya menggeleng kepala dan memperhatikan
anak baru yang sedang disanjung-sanjung itu. “yaaa! Para namja datang!”
tiba-tiba Hyuna bersuara saat melihat Sunggyu dan Myungsoo memasuki area
kantin, membuat Jiyeon dan Sooyeon melirik ke arah pintu masuk kantin. Sooyeon
hanya tersenyum saat melihat wajah namjanya.
“oppa!!”
teriak Jiyeon dan langsung memeluk Myungsoo. Semua penghuni kantin terkejut,
begitu pula dengan Myungsoo sendiri, Sooyeon, Hyuna dan Sunggyu.
“yaa,
mianhae..” Myungsoo melepaskan pelukan kuat Jiyeon, “ini kantin, aku mau makan”
ucapnya datar dan duduk di dekat Sooyeon. Jiyeon mengambil kursi dan meletakkan
di samping Myungsoo.
“yasudah,
kita makan bersama saja oppa” ucap Jiyeon semangat. Myungsoo memandang hyung,
nuna dan yeoja-nya, mereka terlihat bingung. Sooyeon mulai merasakan badannya
tidak enakan. Efek dari cemburukah? Ia belum merasakan memeluk Myungsoo, tapi
yeoja kecil ini? Arghh..
Myungsoo
tidak menggubris Jiyeon di sampingnya, ia terus melahap pesanannya dan begitu
selesai, ia menarik Sooyeon untuk segera kembali ke kelas, begitu pula dengan
Hyuna dan Sunggyu. Mereka mengekor.
“yaah oppa
cepat sekali.. tunggu Yeon!” ucap Jiyeon buru-buru menyelesaikan makanannya.
Penghuni kantin hanya bingung dibuatnya.
/
“kau kenal
dengan gadis itu?” tanya Yeon saat mereka di koridor menuju kelas.
“ani..”
jawab Myungsoo singkat.
“tapi ia
seperti akrab denganmu..” lanjut Sooyeon sedih.
“aku tidak
mengenalnya baby, aku juga shock atas sikapnya tadi” Myungsoo meyakinkan.
“arayo..”
ucap Sooyeon kemudian mempercepat langkahnya menuju kelas.
“baby...”
panggil Myungsoo namun yang dipanggil tak menoleh.
“sudahlah,
biar nuna saja yang bicara padanya” ucap Hyuna dan menemui Sooyeon ke kelas.
Myungsoo hanya mengangguk kemudian ia berjalan dengan Gyu menuju kelas mereka.
=====
“Yeon ga mau
tau, Yeon harus dapatin oppa yang bernama Myungsoo itu” ucap Jiyeon pada teman
sebangkunya, Suzy.
“yaa! Tapi
Myungsoo oppa udah punya yeojachingu nya lho..” balas Suzy
“Yeon gak
peduli, Yeon selalu bisa mendapatkan apa yang Yeon mau! Yeon gak mau tahu!!”
“terserah
kamu, tapi Myungsoo oppa berbeda dengan namja yang lain”
“tenang aja
Suzy,, Yeon bisa dapetin oppa!!”
“iyadeh,
hwaiting!”
=====
Akhir-akhir
ini Myungsoo sudah mulai jarang bergabung dengan Yeon, Hyuna dan Gyu, ia sudah
mulai sibuk dengan jadwal privatnya. Pemilik yayasan memintanya untuk mengajar
Jiyeon. Ia tidak bisa menolak permintaan Direktur Park yang berhati mulia itu.
“yeonnie?”
Gyu memanggil yeoja di depannya yang sedari tadi murung memandangi ikan-ikan di
kolam depan rumahnya.
“yeonnie?”
hyuna datang mengelus bahunya “gwenchanayo?”
“oppa..
eonni.. Yeon takut” ucap Sooyeon datar pandangannya masih kosong pada
ikan-ikan.
“jangan
khawatir, oppa sama eonni selalu di sini” ucap Hyuna sambil memeluk Yeon.
“ne.. aku
percaya namjaku” ucap Yeon menghibur diri.
=====
Myungsoo POV
“oppa.. kau
tahu tidak bagaimana cara seorang yeoja membuat namja yang ia cintai untuk
membalas cintanya?” sudah berkali-kali bocah ini menanyakan pertanyaan yang
tidak penting ini.
“mianhae..
direktur memintaku untuk mengajarkan pelajaran science” ucapku datar.
“yaahh oppa..
jebalyo, ajari aku!” rengeknya sambil menarik-narik lenganku. Aish
“aku tidak
paham soal itu, mianhanata..”
“oppa ah..
kau mau tidak menjadi namjachinguku?” pertanyaannya membuatku menatap matanya
tajam. “oppa.. jebalyo..” ucapnya lagi dengan puppy eyes-nya. Sigh. Apa yang
ada di otak bocah ini?
“kalau kau
sudah paham, aku harus segera pulang” aku bangun dan ia menarik lenganku hingga
aku terjatuh menimpanya dan cups. Ia mencium bibirku. Hatiku sakit! “apa kau
sudah gila huh?” aku membentaknya namun ia tidak takut sama sekali. Sial.
“oppa.. apa
ciuman tadi menandakan kau juga mencintaiku?” ia terlihat seperti sedang
memikirkan sesuatu. “yaay! Saranghaeyo oppa! Jeongmal gomawoyo!” ia melompat
dan memelukku kuat.
“aku harus
pulang, maaf!” aku melepas tangannya kasar dan meninggalkannya.
“arayo
yeobo.. besok biarkan aku yang mengajarimu, jalgayo!” teriaknya saat aku keluar
dari rumahnya. Yaaa! Aku sudah gila, aku tidak mau mengajar lagi. Aku harus
pulang. Istirahat.
=====
Author POV
Anak-anak
sungguh heboh dengan berita di mading. Membuat hati Sooyeon semakin memanas. Ia
tidak memperdulikannya, ia langsung menuju ke kelas.
Hyuna
eonni calling...
“yeobosseo?”
“yeonnie...”
“arayo,
gwenchana, yeon kuat”
“eonni..eo..”
“eonni ah,
yeon kuat, sudah, gurunya sudah masuk nih” Sooyeon menutup hapenya dan
merebahkan wajahnya ke meja, anak-anak sekelas menatapnya iba. Ini hanya
jebakan, ini ujian buat hubunganmu yeon,, kamu harus kuat! Jangan sampai
termakan gosip murahan itu! Sooyeon berkata dalam hati, ia menyemangati
dirinya sendiri.
=====
“mianhae,
boleh aku berjumpa dengan Park Sooyeon eonni?” suara Jiyeon di depan pintu
membuat Sooyeon meliriknya, ia bangun dan menghampiri Jiyeon.
“ne.. nan
Sooyeon imnida, waeyo?” tanya Sooyeon pada gadis di depannya.
“eo? Kau
Sooyeon eonni?” tatapannya meremehkan, “huh, aku hanya ingin berbicara
sebentar, kau tidak ke kantin kan? Pasti kau punya sedikit waktu untukku”
“okay”
Sooyeon menyetujui dan mereka berbicara di koridor depan kelas Sooyeon.
“eonni,
awalnya aku sempat berpikir kalau kau itu..”
“yaa.
Katakan saja apa perlumu? Aku masih punya tugas”
“ah mianhae.
Aku cuma mau tahu saja, apa benar kau dan Myungsoo oppa pacaran?”
“wae?”
“oh jadi benar
ya? Ah ternyata aku tak perlu khawatir sama sekali, pantas saja oppa mau
menciumku, pacarnya saja..”
“kenapa
denganku?”
“haha aniyo,
aku cuma ingin mengingatkan, bersiap-siap untuk kehilangan..”
“arayo..”
“hah? Jadi
kau pasrah? Yah karena kau sudah tau, kau bakal kalah mutlak hahaha”
“apa kau
sudah selesai?”
“yaah eonni
ah, kenapa kau begitu dingin, sama seperti oppa..”
“aku pergi
karena kau telah selesai” Sooyeon membalikkan tubuhnya menuju kelas, namun
Jiyeon menarik lengannya.
“yaa eonni
ah..” suaranya seperti sedih.
“kau
kenapa?” tanya Sooyeon panik.
“eonni..”
Jiyeon memeluk Sooyeon erat. “mianhae, mianhae karena aku membuatmu kalah, aku
tidak bermaksud apa-apa, tapi kau memang harus rela kalau oppa udah menjadi
pacarku sekarang” Sooyeon terkejut dengan ucapan Jiyeon. “pantas saja oppa
tidak mau menolakku, nama kita saja sama.. eonni ah jeongmal mianhaeyo...”
“ahh
majayo..chukkaeyo” ucap Sooyeon sambil merengganggkan pelukan Jiyeon. “aku
kembali ke kelas” Sooyeon meninggalkan Jiyeon di koridor.
“haha,
ternyata mudah sekali” ucap Jiyeon licik dan kembali ke kelasnya.
“apa yang
kau ceritakan hah?” tiba-tiba Myungsoo menarik paksa tangan Jiyeon.
“ahh oppa..
yah pelan-pelan,, aku tau kau kangen..”
“miciyeoh!”
“oppa, kan
nanti masih ada waktu, kau tidak sabaran sekali”
“kau
benar-benar gila!” Myungsoo meninggalkan Jiyeon di koridor, ia tak ingin sampai
gadis gila itu kembali merangkai kalimat-kalimat bodoh. Membuat ia semakin
bersalah pada Sooyeon.
=====
Myungsoo POV
“nuna hyung
aku harus bagaimana?” aku mulai frustasi dengan keadaan, Jiyeon semakin gila
sekarang.
“mengundurkan
diri sebagai guru privat” ucap Gyu hyung cuek
“ne.. bilang
saja pada direktur kau lebih sibuk sekarang, dan tidak bisa mengajar anaknya
lagi” tambah Hyuna nuna.
“arayo, nuna
bantu aku cerita ke yeonni kalau aku tidak ada apa-apa sama Jiyeon” aku
benar-benar takut, aku tak ingin hubunganku sirna begitu saja dengan Yeonni,
sungguh susah mendapatkannya.
“ne.. aku
akan bantu menjelaskannya” ucap Hyuna nuna, aku tersenyum bahagia, aku percaya
nuna bisa.
“gomawoyo...”
aku merasa sangat cengeng sekarang, tapi aku tak ingin mengeluarkan air mata.
Yeonnieku.. maafkan aku baby, aku tahu kau mempercayaiku bukan? Saranghaeyo
baby...
=====
Author POV
“mianhamnida...”
Myungsoo membungkukkan setengah badannya.
“gwenchana,
aku mengerti keputusanmu, terima kasih karena telah membimbing Yeon kami selama
ini” ucap Direktur Park lembut.
“gamsahamnida..”
“ahh ya,
minggu depan di acara malam persahabatan, saya punya satu permintaan, apakah
kau mau mengabulkannya?”
“apa itu?”
“saya ingin
kau menjaganya malam tersebut, karena saya akan ada tugas ke luar negeri”
“tapi,, pak”
“kali ini
saya memohon..”
“baiklah
pak”
“gamsahamnida”
Apa yang
harus aku lakukan? Bagaimana perasaan Sooyeon nanti? Aku berharap ia mau
mengerti, ini benar-benar cobaan. Myungsoo benar-benar kalut. Ia pusing.
=====
“MWOOOOYAAA????!”
suara Jiyeon menggema ke seluruh isi rumah. “appa jangan becanda! Yeon mau dia
kembali!!!”
“kamu jangan
keras kepala, kamu jangan egois! Kali ini appa tidak akan mengabulkan
permintaanmu!” ucap direktur Park, ia telah banyak mendapat laporan tentang
putrinya dan mulai sekarang ia akan mencoba untuk lebih keras pada Jiyeon.
“appaa...”
“appa mau
pergi, persiapkan mentalmu untuk ujian bulan depan!”
“appa ahh,,
jebalyooo...”
“ANDWAE!!”
direktur Park meninggalkan kamar Jiyeon dan menuju kamarnya, Jiyeon hanya
menitikkan air mata, ia tidak percaya appanya sudah mulai keras. Ia menuju
kamar appanya dan berdiri di depan pintu.
“appa.. Yeon
mau di malam hari persahabatan nanti, Myungsoo bersama Yeon..”
“arasso”
ucap appanya dari dalam kamar. Yeon bangkit dan kembali ke kamarnya dengan
semangat.
“yay! Masih
punya satu kesempatan untuk membuat dunia tahu, Myungsoo oppa adalah milik
Yeon!” ia tersenyum licik dan tidur.
=====
Malam acara
Hari Persahabatan pun telah tiba, Sooyeon tengah asik mempersiapkan dirinya.
“semoga kali
ini aku menemukan sahabat-sahabat baru lagi” ucap Sooyeon manis pada pantulan
dirinya di cermin.
“semoga
saja..” ucap ummanya tiba-tiba masuk ke kamar.
“yaah umma
masuk kok tiba-tiba? kalau Yeon sedang ganti baju gimana?” cemberut Sooyeon.
“trus kenapa
kalo emangnya kamu lagi ganti baju huh?” tantang ummanya
“yaahh
ummaaa..”
“ umma
memang mau menggantikan baju kamu kok” umma mengerdip nakal.
“maksud umma?”
Sooyeon bangun dari lemari hias menuju kasur tempat ummanya duduk.
“nih! Kamu
akan umma sulap jadi peri” senyum ummanya.
“majayo, aku
juga membawakan beberapa alat kecantikan” suara Hyuna tiba-tiba muncul, kapan
Hyuna datang Sooyeon tidak sadar.
“ya ampun,
ini cuma malam perayaan Hari Persahabatan deh, jangan berlebihan ah” ledek
Sooyeon.
“justru
itu.. aku ingin melihat sahabatku tampil berbeda” ucap Hyuna sambil merangkul
Yeon.
“majayo
majayo..” Taeng umma hanya bisa tersenyum membenarkan. Akhirnya mereka berdua
mengubah penampilan Sooyeon yang boyish menjadi feminim. Membuat ia terlihat
seperti peri dari khayangan.
=====
“eonni ah,
aku malu.. ini kan hanya malam perayaan...” ucap Sooyeon setiba di dalam mobil,
namun belum selesai ia berbicara, Hyuna sudah memotongnya.
“husst,,
kamu diam saja, malam ini kamu sangat cantik, aku yakin Jiyeon tidak akan
menghinamu lagi..” ucap Hyuna yang sedang menyetir. Mereka pergi berdua pada
malam perayaan Hari Persahabatan ini, Sunggyu pergi dengan teman lelakinya, sedangkan
Myungsoo dimintai direktur untuk bersama Jiyeon.
“well, kita
sampai, wah sepertinya sedikit terlambat” ucap Hyuna dan langsung turun dari
mobil.
“eonni, yeon
susah sekali dengan hak tinggi ini..” keluh Sooyeon.
“sudaaahh,
kau jangan banyak protes, kau nikmati saja kecantikanmu malam ini..” Hyuna
menarik lengan Sooyeon dan mereka masuk ke dalam area, yah ramai sekali. Taman
belakang sekolah adalah tempat dimana acara dilangsungkan, seluruh siswa telah
hadir memadati taman yang biasa digunakan untuk acara promnite, acara ini
memang agenda rutin tahunan dari pihak yayasan yang bertujuan mendekatkan para
siswa.
“itu Gyu!”
teriak Hyuna saat melihat Gyu di tepi kolam renang bersama teman-teman
sekelasnya. Sooyeon hanya berjalan mengikuti Hyuna, ia mengedarkan pandangan ke
sekitar, tujuannya untuk melihat Myungsoo, namun ia terkejut saat melihat
banyak namja yang begitu memperhatikannya.
“nuguya?”
Gyu bertanya pada Hyuna akan gadis yang dibawanya.
“Yeonni
kita” ucap Hyuna senang.
“MWOOOOYA??”
Gyu shock, “aigoo yeppo..”
“yaah oppa
jangan membuatku semakin ge er dong” ucap Sooyeon tersipu, Hyuna dan Gyu hanya
terkekeh. Tak lama saat Sooyeon bersama Hyuna dan Gyu, banyak namja yang datang
menghampiri, berkenalan, mengobrol dan bercanda tawa. Sooyeon terus melirik
mencari sosok Myungienya, ia tahu kalau malam ini namjanya akan bersama Jiyeon,
ia sudah maklum dan mengizinkan, Myungsoo telah menceritakan tentang dia dan
Jiyeon, begitu juga Hyuna dan Gyu, mereka membantu Sooyeon untuk tidak salah
paham.
“oppa.. lewat
sini saja!” suara manja yang sangat familiar itu terngiang di telinga Sooyeon,
ia berbalik dan menemukan Jiyeon menggandeng tangan Myungsoo, hatinya sakit.
Tapi ia mencoba untuk memahami posisi Myungsoo. Ia memandang wajah namjanya,
Myungsoo terdiam, ia memandang lama sosok yeojanya, ia tak menyangka dengan apa
yang ia lihat.
“oppa!”
suara Jiyeon mengagetkannya. Jiyeon menarik lengan Myungsoo dan berjalan ke
arah lain yang sedikit lebih sepi namun jadi pusat perhatian, ya Jiyeon ingin
mengumumkan sesuatu. Sooyeon dan Myungsoo saling berpandangan, Myungsoo
berbisik di telinga Sooyeon saat ia melewati gadisnya itu. “saranghaeyo nan
yeoja” Sooyeon tersipu, kepercayaannya kembali tumbuh, ia tidak cemburu, ia tau
Jiyeon hanyalah anak kecil yang haus akan kepuasan matanya.
Dua namja
dari kelas sebelah, Woohyun dan Howon datang menghampiri Sooyeon, mereka
berkenalan dan berbincang-bincang. Myungsoo terus memandangi Sooyeon dari
kejauhan, ia sakit sekali saat Sooyeon memberikan senyum manisnya pada namja
selain dia. Acara akan dimulai. Kepala sekolah datang dan memberi sedikit
ceramah akan penting persahabatan. Setelah acara inti selesai, kini tibalah ke
acara hiburan, ada yang menyanyi, berdansa dan ada pula yang memilih untuk
mengenal satu sama lain antar siswa.
“oppa.. kau
lihat siapa sih? Yeon disini! bukankah Yeon lebih cantik dari semua yeoja yang
hadir malam ini!” Jiyeon kesal karena sedari tadi Myungsoo tak menggubrisnya.
Jiyeon mengalihkan pandangannya pada pandangan mata Myungsoo, ia pun terkejut
saat melihat eonni yang selalu ia rendahkan malam ini telah meremehkan
penampilannya, ia tidak percaya Sooyeon terlihat seperti peri malam ini. Ia
mengenakan gaun putih, rambutnya yang biasa dikuncir kini di gerai lembut,
Jiyeon benar-benar terpana, pantas saja Oppa disampingnya cuek pada dirinya,
ternyata ada malaikat di sini. Aish.
“aku permisi
sebentar, aku mau ke kamar mandi” ucap Myungsoo meninggalkan Jiyeon.
“ne oppa,
ppali! aku ingin mengumumkan sesuatu” ucap Jiyeon mengingatkan.
“umumkan
sajalah, aku lama”
“araseo”
Myungsoo
meninggalkan area acara tersebut, ia benar-benar tak berdaya melihat yeojanya,
pikirannya kacau.
“ehemm,
mohon perhatian...” Jiyeon mengalihkan perhatian para undangan “Jiyeon mau
mengumumkan sesuatu, berita yang seharusnya kalian tahu..”
“aku Park
Jiyeon telah memiliki hidup baru, asmara.. yah singkatnya aku telah memiliki
namjachingu, dan semua keadaan berubah saat aku bersamanya..”
“ia
mengalihkan pikiranku, ia mengalihkan duniaku. Kalian tahu siapa namja yang
beruntung itu?” Jiyeon menggantungkan ucapannya, membuat para undangan
bertanya-tanya. Ia datang mendekati Sooyeon yang sedari tadi berdiri di dekat
kolam bersama Hoya dan Namu.
“eonni ah,
bukankah aku sudah mengatakan hal ini padamu? Apa sekarang kau sudah siap?”
tanya Jiyeon dan itu membuat Sooyeon menitikkan airmata, Sooyeon membalikkan
tubuhnya untuk meninggalkan area, namun dengan cepat Jiyeon menginjak gaun
Sooyeon sehingga Sooyeon tersandung dan jatuh ke kolam. Myungsoo yang baru
kembali dari kamar mandi terkejut dengan suara ciprakan air kolam.
“dia
adalah.. Kim Myungsoo..” lanjut Jiyeon saat melihat Myungsoo muncul. Namun
seakan ucapannya tenggelam, para undangan sudah panik dengan keadaan Sooyeon
yang di dalam kolam. Hyuna berteriak histeris
“YEOONNIIEEE!!!!” Gyu yang disampingnya berlari ingin menyelamatkan
Sooyeon yang tidak bisa berenang, Hoya dan Namu juga ikutan menceburkan diri ke
kolam, Myungsoo yang mulai sadar bahwa itu yeojanya, ia pun segera melompat ke
kolam menyelamati Yeonnie.
“JANGAN SENTUH YEOJAKU!!!” teriak Myungsoo dari
kejauhan, Gyu yang sadar duluan ia berhenti mendekati Sooyeon, begitupula
dengan Hoya dan Namu yang shock akan suara Myungsoo. Dengan cepat ia berenang
dan memeluk erat Sooyeon yang mulai kedinginan. Ia melepaskan jasnya dan
memakaikannya pada Sooyeon yang mulai gemetaran.
“baby ah..
gwenchanayo?” Myungsoo memegang pipi yeojanya, ia melihat mata Sooyeon yang
mulai terbuka.
“Myungie...”
Sooyeon senang melihat namjanya yang memeluk, ia mengangguk dan meyakinkan
namjanya bahwa ia tidak apa-apa.
“ne.. Yeon gak ap...” belum selesai ia
melanjutkan ucapannya namun bibir Myungsoo telah melumat bibirnya lembut, kali
ini Myungsoo tidak peduli ia sedang di mana, ia benar-benar mengkhawatirkan
yeojanya, airmata keduanya jatuh di sela-sela ciuman mereka, Myungsoo terus
melumat bibir yeojanya, ia memeluk kuat Yeonnie. Seakan tenggelam, ia tak
mendengar teriakan frustasi dari Jiyeon. Jiyeon benar-benar shock dengan
pandangan di depan matanya, ia melempar mic dan berlari meninggalkan area taman
dengan linangan air mata. Jiyeon malu, malu karena ia telah gagal mendapatkan
cinta Myungsoo. Gyu dan Hyuna berpelukan, mereka ikut bahagia akan pandangan di
depan mereka. Para undangan yang menyaksikanpun ikut terharu, seakan mereka
sedang menonton drama romantis di bioskop.
“uhm..baby..”
Sooyeon mulai sadar bahwa ia sedang menjadi tontonan. Myungsoo menghentikan
ciumannya dan menggendong Sooyeon ke luar dari kolam, mereka berdua telah
basah. Gyu dan Hyuna menghampiri mereka.
“woah, kau
hebat Myung.. berapa lama kalian berciuman tadi?” sifat jailnya Gyu kumat lagi.
“entahlah
hyung..” ucap Myungsoo sambil membenarkan bajunya yang diselimuti pada tubuh
Yeon, ia melirik yeojanya yang tersipu. Aaish kenapa semakin cantik saja.
Gumamnya. Happy Anniversary baby..
Mereka
berempat akhirnya kembali lebih awal. Myungsoo mengantarkan Sooyeon lebih dulu,
ia khawatir kalau nanti yeojanya jatuh sakit.
“jaljayo”
ucap Myungsoo saat telah mengantarkan Sooyeon ke depan rumahnya “sleep well” ia
kembali ke mobilnya setelah Yeon mengangguk. Sooyeon langsung masuk kamar, ia
menggantikan pakaiannya yang telah basah dan langsung tidur, ia sudah tidak
sanggup untuk mandi lagi. Ia tersenyum mengingat kejadian tadi, hingga akhirnya
iapun terlelap. Happy Anniversary baby..
=====
Myungsoo POV
“pabo! Kau
harus meyakinkannya..” ucap Gyu hyung merespon pertanyaanku dengan cuek, aish
“yah hyung
maksudmu apa? Yang takut kan aku? Bukan Yeon” balasku yang mulai kesal, ia
tidak pernah serius kalau aku sedang serius.
“iya, aku
tahu, buat dia yakin, kalau dia hanya milikmu seorang, jadi kau tidak perlu
khawatir lagi dengan dua namja itu, ah Hoya dan Namu kan?” lanjutnya lagi.
“hyung aku
bingung..”
“kau memang
membingungkan Myung ah, dulu kau yang bermasalah, kau begitu dekat dengan
Jiyeon, sampai-sampai kalian ciuman, tapi,,”
“ahh
sudahlah hyung, jangan kau ungkit lagi masalah itu, lagi pula Jiyeon sudah
pindah sekolah, dan satu lagi! Aku tidak pernah mencium Jiyeon! Itu semua
rekayasanya..”
“hahaha
kenapa kau sekarang terkesan seperti anak kecil huh?”
“yaa! Hyung kau
jangan meledekku!!!!!”
“hahaha,
okay okay.. jadi sekarang kamu maunya bagaimana?”
“aku hanya
ingin Yeonku milik aku, aku sakit saat melihat ia tersenyum manis pada namja
selain aku”
“kau memang
lucu saat kau cemburu hahaha”
“yaaa!
Hyung, bagaiman jika kau di posisiku huh? Apa kau rela nuna di sentuh sama namja lain huh?”
“yaaa yaaa
jangan ngambek dong! Okay okay mianhae..”
“yasudah
beritahu aku bagaimana cara meyakinkan Yeon..!”
“kau mau
tahu?”
“ne..”
“sini aku
bisikin” aku mendekatkan telingaku pada mulut hyung, ia berkomat kamit
menjelaskan.
“MWO??!!”
aku benar-benar shock dengan cara yang hyung berikan.
“waeyo?”
hyung terlihat kesal dengan ekpresiku barusan.
“kau,,kau
gila hyung? Aku..aku..”
“santai
saja, aku dengan Hyuna saja sudah sering kok.”
“mwoya? Kau
serius hyung..”
“ya terserah
kau, lagipula aku dengan Hyuna tidak main-main, aku akan menikahinya”
“tapi kan
kita masih SMA hyung?”
“kau polos
sekali, SMP pun sudah boleh menikah tau!!”
“yaa hyung,
aku pikir-pikir dulu deh..”
“pikir saja,
asal jangan lama-lama atau kau akan meyesal saat tahu Yeon sudah berpaling
hahaha”
“yaaa
hyung!!!” aku benar-benar pusing, bagaimana ini? Aku dengan Jiyeon memang telah
berakhir, ia memutuskan untuk keluar dari sekolah karena malu, dan Yeonni-ku
tenang sekarang, tapi tidak denganku, dua namja malam itu sangat berbeda, aku
tahu Yeon memiliki sesuatu pada mereka, senyumnya saja begitu manis.
Arrggghhhh...
=====
“sore tante..”
aku telah tiba di rumah yeojaku, Taeng umma yang telah mengenal baik denganku
begitu surprise dengan kedatanganku yang tiba-tiba. Ia menarikku masuk ke
rumah.
“yaa bagus
sekali kau datang nak, jadi kau bisa menggatikan tante untuk menjaga Yeonnie”
“hah? Emang
Yeonnie kenapa tante?”
“dia demam,
dan tante harus ke kantor sekarang, tiba-tiba ada hal penting yang harus
diselesaikan, kau mau menjaga Yeonnie kan?”
“pasti
tante, jangan khawatir”
“bagus,
tante pergi sekarang, Yeon ada di kamar. Bye,,” tante berlari terburu-buru ke
mobil dan langsung pergi. Ahh sepertinya memang ada pekerjaan mendesak. Eh wait!
Yeojaku sakit? Aku berlari ke lantai atas dimana kamar Yeon berada.
Cleck. Pintu
kamarnya tidak dikunci. Aku masuk dan menghampiri yeojaku.
“baby..”
panggilku lembut. Ia membuka matanya dan menatapku lembut.
“Myungie..
kau di sini?” ia bangun dan mencoba untuk duduk aku memegangnya, ahh kenapa aku
tiba-tiba segugup ini saat melihat ia mengenakan piyamanya. Ahh otakku mulai
tidak stabil.
“kau sakit?”
tanyaku mencoba menepis pikiran aneh di otakku.
“aniyeo, aku
hanya tertidur karena kelelahan” jawabnya yakin, wajahnya memang tak terlihat
seperti orang sakit, yah mungkin tante terlalu khawatir karena Yeon tidak
keluar kamar.
“jinjja?”
aku meletakkan tanganku di keningnya, memang tidak panas. Atau malah aku yang sakit?
Yeon melirikku.
“gwenchanayo?
Kau seperti pucat, apa kau sakit?” tanyanya. Yaa! Bagaimana ini?
“aniyo,
baby.. boleh aku tahu sesuatu?”
“tentang
apa? Boleh saja..”
“eum,
bagaimana pendapatmu tentang Namu dan Hoya?”
“eh?”
“aku hanya
ingin tahu...”
“ahh
geurae.. mereka namja yang baik, asik dan simpel, umm caring”
“er..then,,
how about me?”
“eh? Myungie
cemburu ya? Hihi” ia malah nyengir, aish melihat wajahnya aku sangat geram
sekali.
“aniyo, aku
hanya ingin tahu”
“kau lucu
sekali ketika cemburu hihi”
“yaa! Jawab
aku baby ah..”
“hihi, baby
ah..you are my everythings” mendengar ucapannya entah kenapa aku malah senang
dan tanpa sadar telah melumat bibir pucatnya. Ia sempat terbelalak, namun ia
membalas ciuman hangatku. Kami berciuman, entah kenapa aku sangat menikmati
ciuman kali ini. Arghh..Aku mulai dirasuki setan, tanganku sudah meraba-raba
tubuhnya, aku mulai mengusap perutnya, aku merasakan ia sedikit bergerak,
mungkin geli. Aku terus memperdalam ciumanku, dan entah kenapa aku sudah tidak
dapat mengontrol diriku. Tanganku telah terselip ke dalam branya. Ia berhenti
dan menatapku dalam.
“baby..kau
kenapa?” ia mulai khawatir, namun aku meyakinkannya melalui tatapan hangatku.
“naekkeo haja..”
ucapku dan kemudian melanjutkan lagi ciumanku, ia seperti terhipnotis, percaya
sepenuhnya padaku, ia membalas ciumanku dan membiarkan tanganku menjamah
tubuhnya, aku membaringkannya dan mulai menjalankan kegilaanku, mulai malam ini
aku akan membuatnya hanya menjadi milikku seorang.
FIN ~
0 komentar:
Posting Komentar