Minggu, 26 Agustus 2012

Naekkeo Haja~ (BE MINE)

Diposting oleh echieychant di 11.02 0 komentar


Annyeooong :D kambek lagi nih setelah hiatus panjang (?) ini ff kelar juga Y.Y yasudah, jangan terlalu lama menunggu (?) sok atuh dibaca en jangan lupa ninggalin jejak xD. well happy reading m0ah ;)

 ===========

                     Title      : Naekkeo haja (BE MINE)
                     Author   : Echiey Chant
                     Genre    : Romantic fun (?)
                     PG      : 17
                   
             
       Cast : Kim Myungsoo       Cameo:  Park Jiyeon 
              Park Sooyeon                Nam Woohyun
              Cho Hyuna                  Lee Howon
              Kim Sunggyu                Suzy Bae

Naekko haja ~


Author POV      

Sore ini mereka berempat telah berjanji untuk menonton. Selanjutnya akan dinner. Double date istilah kerennya. Kekeke. Sooyeon telah berdiri di depan rumah menunggu kekasihnya. Seperti biasa, ia hanya memakai baju kaos dengan shall dililit di leher, jeans biru muda dan sepatu kets kesayangannya. Ia melirik pada arloji di tangannya sambil sesekali melihat ke arah jalan depan rumahnya. Seketika bunyi klakson mobil membuat ia tersenyum dan menghampiri mobil yang berhenti di depan pagar rumahnya.

“yaa! Kenapa telat?” Sooyeon cemberut saat Myungsoo ke luar membukakan pintu mobil untuknya.

“mianhae baby, tadi Gyu hyung dan Hyuna nuna minta dijemput duluan” Myungsoo melirik ke jok belakang mobil yang sudah berisi sepasang kekasih, tak lain sahabat mereka. Sooyeon hanya tersenyum dan membenarkan posisi duduknya.

“aish, araseo” ucapnya saat Myungsoo telah kembali memasuki mobil dan mulai menyetir lagi.

“Sooyeon ah! Kamu tidak dandan lagi ya?” tanya Hyuna sambil terkekeh membuat Sooyeon cemberut.

“yaa! Eonni ah! Yeon kan sudah bilang kalau Yeon tidak mengerti cara berdandan” jawab Sooyeon kesal. Myungsoo meliriknya sekilas dan tersenyum, ia kembali berkonsentrasi menyetir.

“Yeonnie ssi kau kan yeoja, masa tidak tahu caranya dandan” sambung Sunggyu ikutan ngusilin Sooyeon.

“aaahh oppa kenapa ikut-ikutan? Yeon hanya malas saja” jawabnya lagi.

“kau kan bisa belajar pada Hyuna” lanjut Sunggyu lagi.

“ne, eonni bisa bantu kamu kok, kekeke” Hyuna menimpali.

“aisshh!” Sooyeon kesal ia memandang ke arah jalan, yang lain terkekeh dengan sikapnya.

“kami hanya ingin kau terlihat lebih cantik lagi, kan nantinya juga Myungsoo-mu yang bahagia” Sunggyu masih ingin mengganggu Sooyeon. Sooyeon melirik namja di sampingnya. Tak ada respon.

Apa selama ini aku kurang cantik untuk Myungieku? Pantas saja ia tak pernah bersikap romantis padaku. Beda dengan Sunggyu oppa, selalu manis terhadap Hyuna eonni. Assshhh . Sooyeon berbicara dalam hati. “Yeon nyaman seperti ini oppa” jawabnya datar.

“yaa! Gwenchanayo? Kau marah pada oppa?” Sunggyu mulai panik.

“aniyo”

“yaa! Oppa cuma bercanda”

“kekeke gwenchana oppa”

“we arrived!” Myungsoo tiba-tiba memberhentikan mobilnya. “khajja!” lanjutnya lagi. Mereka berempat keluar dari mobil dan menuju ke lantai dimana bioskop berada.

=====

Sooyeon POV

Ahh kesal sekali tadi, kenapa sih mereka harus memperdebatkan tentang dandan, membuatku gundah saja! Apa Myungsoo suka sama yeoja yang berparas cantik dan suka berdandan? Kesal. Ruangan mulai penuh. Kami berpisah, Sunggyu oppa sepertinya memang ingin berdua dengan Hyuna eonni. Mereka membeli tiket pada kursi yang berbeda dengan kami. Aku dan Myungsoo hanya menuruti saja kemauan mereka. Aku duduk disamping Myungsoo. Lampu mulai dimatikan. Aku menggenggam erat tangan Myungsoo. Ia membalas genggamanku. Ia tahu aku takut gelap. Film sudah dimulai. Aku mengedarkan mataku ke seisi ruangan dan sialnya oppa, mereka ternyata di depan kami.

“oppa!” aku menyentuh bahunya. Ia menoleh.

“yaa! Ternyata kalian mendapat kursi di belakang kami?” Hyuna eonni bersuara dan menoleh saat tahu aku yang memanggil namjanya.

“ne nuna” jawab Myungsoo dan akupun ikut menggangguk.
Kami mulai menikmati alur cerita yang sedang kami tonton. Menurutku filmnya sedih, tidak jauh berbeda dengan kisah nyataku. Berpacaran dengan namja cool dan terkesan cuek. Kasihan yeojanya sampai begitu tersiksa. Apa aku juga tersiksa? Aku melirik pada namjaku, ia terus memperhatikan film yang sedang diputar. Aku mengalihkan mataku pada tangan kami, ia masih menggenggam tanganku. Myungie ah, aku bahagia sekali setiap kali kita nonton kau selalu menggenggam tanganku. Rasanya aku ingin seperni ini terus.  Aku menarik nafas dalam dan kembali melanjutkan tontonan, sepertinya filmnya akan berakhir.

 Sukurlah ceritanya happy ending. Ternyata namja itu sangat mencintai yeojanya. Waah ending by kissing. Dan yaa! Sunggyu oppa sama Hyuna eonni ciuman? Huh? Dasar curi-curi kesempatan. Aku menggigit bibirku kemudian melirik lagi pada Myungsoo. Pandangannya lurus ke depan. Yaa! Filmnya sudah usai, kenapa masih begitu serius? Aish.

Lampu ruangan kembali menyala, aku mengucek-ngucek mataku karena silau.

“sudah selesai! Ayoo kita cari makan, aku lapar” Myungsoo bangun dari kursinya, aku juga bangun saat Sunggyu oppa dan Hyuna eonni juga ikutan bangun.

“khajja!” jawab mereka kompak sambil tersenyum manis. Kami meninggalkan ruangan itu dan mencari makan.

=====

Myungsoo POV

Seperti biasa, aku akan selalu menggenggam tangan yeoja-ku saat lampu dimatikan, ia memang takut gelap. Aku tahu dia senang dengan hal itu. Film terus berjalan, jujur saja, aku tidak suka film romantis-romantis seperti ini. Karena ajakan Gyu hyung aku tidak bisa menolak. Selama film berlangsung aku merasa tidak tenang, Sooyeon terus menatapku. Apa yang dia pikirkan? Di akhir cerita juga, aku tahu ia menyaksikan hyung dan nuna ciuman tadi. Sudahlah aku sudah lapar.

=====

Author POV

Mereka sampai di sebuah cafe kecil namun sangat cocok untuk pasangan yang baru saja jadian. Suasana yang romantis membuat pasangan tersebut lebih dekat. Lagi-lagi Myungsoo menghela nafas, kenapa akhir-akhir ini hyungnya suka hal-hal seperti itu? Mereka menemukan tempat yang menurut mereka nyaman.

“kalian mau pesan apa?” tanya Sunggyu.

“yeobo ah, aku sama sepertimu saja” jawab Hyuna.

“baiklah chagi, kalian?” Sunggyu kembali bertanya pada Myungsoo dan Sooyeon yang masih membaca menu list.

“samgyetang saja” jawab mereka serentak. Sontak membuat mereka saling bertatapan. Juga Sunggyu dan Hyuna.

“yaa! Jauh-jauh kita ke sini, kenapa kalian memesan samgyetang?” tanya Sunggyu.

“aku sedang tidak selera hyung” jawab Myungsoo dan langsung mendapat tatapan khawatir dari Sooyeon.

“eo? Gwenchanayo?” Sooyeon khawatir ia memegang pipi namjanya.

“gwenchana, aku hanya ingin makan itu saja” jawab Myungsoo lagi.

“baiklah” ucap Sunggyu dan memanggil pelayan untuk mengantar pesanan mereka. Sesaat kemudian pelayan itu datang lagi ke meja mereka.

“maaf tuan dan nona, Samgyetangnya hanya tinggal satu porsi saja, bagaimana satunya lagi mau diganti?” tanya pelayan itu.

“eotte?” tanya Sunggyu pada pasangan di depannya.

“eo? Yeon pesan lain saja” jawab Sooyeon.

“ani.. biar aku saja yang pesan lain” jawab Myungsoo.

“yaa baby, tapi kau mau samgyetang, biar Yeon saja”

“gwenchana, aku saja”

“yaaa! Jangan bertengkar!” Sunggyu bersuara, pusing melihat tingkah pasangan di depannya. “sudahlah, tidak ada pesanan pengganti, satu samgyetang saja mas” jawab Sunggyu pada pelayan. Pelayan itu mengangguk dan meninggalkan meja mereka.

“yeobo ah, kenapa cuma satu porsi saja? Memang mereka bakal kenyang?” tanya Hyuna.

“yaa chagi ah kau tidak tahu saja, mana pernah mereka berdua makan banyak, satu mangkuk itu saja mungkin kebanyakan buat mereka” kekeh Sunggyu. Hyuna tersenyum mengangguk membenarkan, Sooyeon manyun dengan ucapan Sunggyu, sedangkan Myungsoo ia melirik ke area cafe. Mereka berbincang-bincang singkat sambil menunggu pesanan mereka datang.

“ini pesanannya, silahkan menikmati hidangan kami” ucap pelayan yang mengantarkan makanan mereka.

“gomapseumnida” ucap mereka serentak sambil mengambil hantaran. Mereka mulai menyantap pesanan mereka.

“yaa! Kenapa cuma memandangi saja! Cepatlah kalian makan, nanti keburu dingin” ucap Sunggyu saat melihat pasangan di depannya tidak menyentuh mangkuk samgyetang.

“iya, nanti keburu dingin tidak enak lagi” sambung Hyuna membenarkan.

“baby kamu makan duluan saja” ucap Myungsoo sambil menyodorkan mangkuk ke depan Sooyeon.

“yaa baby ah, kamu duluan saja” Sooyeon kembali menyodorkan mangkuk ke hadapan Myungsoo. Seakan tahu apa yang akan terjadi, Sunggyu menarik mangkuk itu di tengah-tengah mereka berdua.

“kenapa harus selalu begini sih? Makan bareng saja kenapa? Nih!” ucapnya sambil memberikan mereka sendok. Akhirnya mereka mulai menyantapi pesanan mereka.

“susah sekali” desis Sunggyu. Kemudian ia melanjutkan makannya.
Sesaat kemudian mereka telah menyelesaikan makan malam mereka.

“masissta” ucap Hyuna sambil mengusap-usap perutnya yang kekenyangan. Sunggyu melirik yeoja di sampingnya. Ia memegang bibir yeojanya dan tersenyum.

“yaa hyung! Kami di sini!” ucap Myungsoo tiba-tiba, ia tidak ingin melihat adegan itu lagi. Mereka seringkali berciuman di depan ia dan Sooyeon. Entah apa maksudnya. Myungsoo melirik Sooyeon yang menatap heran padanya. Ia memberikan tissue pada Sooyeoen dan menunjuk ke arah pinggir bibir yeojanya. Kemudian Sooyeon tersenyum dan mengelap bibirnya.

“kau kenapa? Aku hanya ingin menghapus sisa makanan di pinggir bibir Hyuna” kesal Sunggyu.

“alasan saja” desis Myungsoo. Namun tak di hiraukan.

“yasudah! Ayo kita pulang, sudah larut” jawab Sunggyu dan bangun dari kursinya. 

“aku ke kasir dulu, kalian duluan saja ke mobil” lanjutnya lagi. Mereka bangun dan beranjak meninggalkan cafe itu.

/

“kalian duluan saja, aku mau ke toilet dulu” ucap Myungsoo pada dua yeoja di depannya.

“oke, jangan lama ya” jawab Hyuna. Myungsoo hanya mengangguk dan meninggalkan mereka berjalan ke arah parkiran.

Sesampainya di dalam mobil Sooyeon merebahkan diri sambil menunggu dua namja yang masih di luar.

“yeonnie ah, apa kau bahagia dengan Myungie mu itu?” tiba-tiba Hyuna bertanya sehingga membuat Sooyeon membalik tubuhnya ke arah jok belakang.

“maksud eonni apa?” tanyanya heran.

“yaaa! Eonni lihat dia tidak pernah bersikap romantis padamu” ucapan Hyuna barusan membuat Sooyeon terdiam, jantungnya berdetak kencang. “apa Myungie mu mencintaimu? Mian ya eonni tanya gini”

“uh? Yeon bahagia kok eonni, dia namja yang romantis, yaa walau tidak seromantis oppa pada eonni, tapi Yeon cukup bahagia dengan perlakuannya” Sooyeon tersenyum.

“kalian pernah ciuman?” tanya Hyuna lagi. Jantung Sooyeon kaku.

“pernah kok eonni, tapi jarang” jawab Sooyeon sambil tersenyum datar. Pintu mobil terbuka, Myungsoo masuk ke dalam mobil.

“hyung masih belum balik?” tanyanya.

“belum, sepertinya masih di cafe, antree mungkin” jawab Hyuna tersenyum. Sooyeon masih mengatur detak jantungnya, ia memikirkan perkataan Hyuna tadi. Apa namjanya tadi mendengar perbincangan mereka?

“hey! maaf aku telat, ini buat kamu sayang” tiba-tiba Sunggyu masuk sambil membawa sekuntum mawar dan diberikan pada Hyuna. Myungsoo dan Soyeon melirik mereka sekilas dan kembali fokus pada pikiran masing-masing.

“gomawo yeobo” Hyuna memeluk Sunggyu sambil mencium pipi namjanya.

“my pleasure chagi” balas Sunggyu. Myungsoo melirik sekilas pada yeoja di sampingnya. Ia menatap ke arah luar jendela, apa yang sedang ia pikirkan?

“kita jalan sekarang ya?” tanya Myungsoo dan diikuti anggukan setuju dari yang lain. Mobil pun berjalan meninggalkan area parkiran.

=====

“ppai ppai” ucap Sunggyu dan Hyuna barengan. Mereka sengaja minta diturunkan di tikungan komplek rumah, mereka ingin berjalan kaki bersama, karena rumah mereka searah.

“ppai ppai. Jaljayo..” ucap Sooyeon sambil melambaikan tangannya pada mereka melalui jendela mobil. Kemudian mobil kembali berjalan. Tinggal mereka berdua. Hening, tak ada percakapan. Myungsoo melirik yeojanya yang terus saja melihat ke arah jalan melalui jendelanya. Apa yang sedang dipikirkan yeojanya?

“baby?” panggil Myungsoo merusak lamunan Sooyeon.

“ne?” jawab Sooyeon dan mengarahkan pandangannya pada namja yang sedang menyetir.

“gwenchanayo?”

“uhm, gwenchana”

“sepertinya ada hal berat yang sedang kau pikirkan hm?”

“eo? aniyo, Yeon tidak memikirkan apa-apa”

“can you tell me?”

“uh? Uhm..”

“i will hear it”

“i just want hear ...”

“hear what? Ohh musik ya? Maaf pantesan saja suasana sepi” Myungsoo menghidupkan tape nya, ia tahu bukan ini yang dimaksud yeojanya, ia sudah tahu apa yang ingin didengarkan yeojanya itu.

“eoh?” Sooyeon terkejut dan sedikit kecewa.

“waeyo? Ini lagu kesukaan kita kan?”

“ahh aniyo. Uhm geraeyo.” Sooyeon mengangguk dan tersenyum, ia mendengarkan lantunan nyanyian dari Infinite – Can you smile.
Myungsoo merasa bersalah, tapi ia punya caranya sendiri.

=====

Mobil berhenti di depan pagar rumah Sooyeon, tapi tak sadar karena keasikan larut dalam nyanyian, Sooyeon kini terlelap di kursinya. Myungsoo melirik yeoja di sampingnya.

“yaa kau lelah sekali sepertinya, tidurmu sangat lelap baby” ucapnya lembut sambil membelai rambut yeoja itu. Matanya melirik ke arah bibir mungil milik Sooyeon. Ia mengusapnya pelan. Jantungnya berdetak kencang, ia menelan ludahnya. Padahal ia sudah pernah melakukannya, tapi tak pernah ia segugup ini. Dengan memberanikan diri ia mengecup lembut bibir yeojanya yang sedang terlelap, ingin ia melanjutkan ciumannya tapi ia takut yeojanya terbangun. Ia hanya bisa melakukannya saat Sooyeon terlelap saja.

“saranghaeyo nan yeoja” ucapnya lembut di akhir ciumannya sambil mengusap pipi Sooyeon. Kemudian ia membenarkan kembali posisi duduknya dan memandangi yeoja yang terlelap itu.

/

“yaaa! Sudah sampai? Kenapa tak membangunkanku?” Sooyeon kesal sekali.

“kita sudah sampai tiga jam yang lalu baby” jawab Myungsoo sambil melirik jam tangannya.

“yaaa! Aish! Jadi dari tadi kau hanya membiarkan Yeon tidur saja?”

“aku tidak tega membangunkanmu, mianhae”

“aish, gwenchana, sudah larut, Yeon masuk dulu ya!”

“ne.. good night baby!”

“good night..” ucap Sooyeon sambil keluar dari mobil.

“baby!” panggil Myungsoo  membuat Sooyeon membalikkan tubuhnya. “ini tas kamu ketinggalan” Myungsoo keluar dari mobil dan memberikan tas yeojanya.

“aigoo, gomawo baby” ucap Sooyeon manis.

“cheonmaneyo” ucap Myungsoo sambil mengecup kening yeojanya. “sleep well” ucapnya sambil berlalu dan kembali menuju ke dalam mobil. Sooyeon diam mematung di tempatnya. Ia masih bingung dengan barusan, apa dia sedang bermimpi? Ia melihat namjanya meninggalkan rumahnya sambil melambaikan tangan. Ia tersenyum bahagia dan masuk ke rumah.

=====

“Hoooaaaamm” Sooyeon menggeliat, ia mengucek matanya dan meraih alarm di mejanya.

“yaaa sudah jam sembilan, untung saja hari ini libur, kalau tidak bisa telat ke sekolah” ia mengoceh sendiri. Hari ini hari sabtu. Memang sekolah libur. Sooyeon beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi. Suara keran air berbunyi. Ia membasuh wajahnya dan menatap pantulan wajahnya di cermin. Ia menyentuh bibirnya.

“hmm, kenapa indah sekali mimpi itu? Aku ingin Myungsoo menciumku di dunia nyata, bukan selalu di mimpi..” desisnya dan kembali membasuh wajahnya.

“sudahlah, mungkin memang akan lebih indah jika ia menciumku di mimpi” Sooyeon mengambil handuk dan menyapu sisa-sisa air di wajahnya. Ia kembali ke kasurnya dan mengambil tas nya. Ia mencari-cari ponsel namun tangannya menyentuh benda yang lain. Ia mengeluarkan benda tersebut dari tasnya.

“whoaaa” ia terkejut dan kemudian tersenyum pada benda kecil tersebut. Bola air kecil yang di dalamnya ada dolphin. Pemberian dari namjanya. Memang bukan sesuatu yang besar seperti pada pasangan yang lain. Tapi memang sangat berharga apapun yang diberikan oleh orang yang kita sayang. Sooyeon masih tersenyum-senyum sendiri.
Suara ponselnya berdering, ia mengambil ponselnya dan menjawab panggilan itu.

“yeoboseo?”

“YEONNIE AH!!”

“yaaa! Eonni tidak usah berteriak! Yeon masih bisa mendengar eonni”

“keke mianhae”

“uhm, waeyo?”

“nanti sore kita keluar ya?”

“kemana eonni?”

“yaa nge-date lah! Nanti kan malam minggu”

“araseo, kenapa tidak pergi dengan oppa saja”

“yaa! Paboya! Kita pergi berempat seperti biasa”

“aah eonni, apa eonni tidak pernah merasa terganggu karena kami selalu bersamamu?”

“kekeke, kau bicara apa sih? Aku dan sunggyu ingin kalian sadar, seharusnya Myungsoo harus lebih peka lagi dengan perasaannya”

“maksud eonni apa?”

“sudahlah! Kau bersiap-siap saja, nanti jam empat kita pergi”

“eoh?”

“see you, ppai” klik. Suara hape dimatikan.

“aish! Eonni selalu begitu, dia ingin memamerkan kemesraannya dengan oppa padaku? Apa dia tidak tahu kalau dia membuatku iri huh? Ohh Myungsoo...” Sooyun geram. Kemudian ia kembali meraih bola air kecil pemberian Myungsoo. Ia tersenyum.

“nappeun namja!” ia terkekeh. “kau sangat cool, tapi kau selalu memberikan hadiah-hadiah kecil seperti ini. Saranghaeyo nan namja” ucapnya sambil mencium bola air itu.

“YEONNI!!!!” teriakan umma dari ruang bawah mengejutkan Sooyeon.

“ne umma!” jawabnya malas dan bangkit dari kasur menjumpai umma di lantai bawah.

“ayo cepat sarapan, sudah mau makan siang ini!” Taeng umma memerintah putri sematawayangnya.

“ne umma.. changkaman! Nan appa eodiya?”

“appa sudah sarapan tadi, sekarang lagi ke luar sebentar”

“jadi Yeonni makan sendirian?” Sooyeon cemberut menuju kursi makannya.

“yaa.. siapa suruh anak gadis umma bangunnya telat hmm?” Taeng umma mencubit hidung putrinya dan menyediakan sarapan buat putrinya.

“umma ikutan makan dong”

“umma udah makan sayang”

“yaaa Yeonni males ah kalo umma ga ikutan makan”

“iyadeh umma ikutan makan”

“kekeke, gomawo umma”

Akhirnya Sooyeon mau juga menyantapi sarapannya setelah berhasil membujuk Taeyeon umma untuk menemaninya.

=====

Sooyeon POV

Kenapa lama sekali? Apa Myungie kali ini juga menjemput oppa sama eonni dulu? Aku mendesah pelan. Kali ini aku memakai sweaterku, celana jeans selutut, sepatu bots dan topi kecil menutup kepalaku. Aku mendengar suara mobil Myungie yang mendekat, ya benar saja. Mereka telah tiba. Aku langsung berjalan ke arah mobil.

“mian baby, a bit late” ucap Myungsoo saat membuka pintu mobil untukku.

“gwenchana” ucapku saat Myungsoo sudah kembali berada di kursinya.

“yaaa! Oppa sama eonni mana?” aku terkejut tidak mendapatkan oppa sama eonni di dalam mobil kami.

“mereka telah duluan di sana, yasudah ayo kita jalan nanti terlambat” Myungie menjalankan mobilnya saat mendapat anggukan setuju dariku. Sepanjang perjalanan aku terus memikirkan hadiah darinya. Yaaa namjaku ternyata sangat romantis. Aku meliriknya yang sedang berkonsentrasi menyetir. Aku tersenyum lagi. Terima kasih Tuhan kau telah memberikannya untukku. Myungsoo seperti tidak sadar dengan tatapanku, ia sangat berkonsentrasi mungkin. Ahhh aku merebahkan punggungku ke kursi. Aku memejamkan mata dan masih terus tersenyum-senyum. Aku bahagia sekali.

Myungsoo POV

Yaaa! Kenapa yeojaku? Kenapa dari tadi hanya tersenyum-senyum tidak jelas. Apa dia sudah melihat hadiah dariku? Waaa baguslah, aku bahagia bisa melihat yeojaku tersenyum senang seperti ini. Sepanjang perjalanan ia hanya tersenyum-senyum saja. Aku kembali menghidupkan tape, memutarkan lagu kesukaannya. Hingga tanpa sadar akhirnya kami sampai juga di taman tepi sungai.

“ayo turun!” ajakku sambil keluar dari mobil, ia mengangguk dan keluar menyusulku. Kami berjalan mengitari taman mencari sosok hyung dan nuna. Dia berjalan lamban di belakangku. Tiba-tiba langkahnya terhenti. Aku melihatnya mengalihkan pandangan ke seisi taman. Aku menemukan ia sedang memperhatikan pasangan-pasangan yang bergandengan tangan. Aish yeoja!

“ppaliya!” aku mengagetkannya. Kemudian ia mengangguk dan kembali mengikuti langkahku hingga kami sampai di tempat hyung dan nuna berada.

“hyung ah mian kami telat!” ucapku pada namja yang sedang duduk di taman sambil memeluk yeojanya.

“gwenchana, kita juga baru sampai kok” jawab Gyu hyung.

“Yeonni ah, masih tidak berdandan lagi ya?” tanya Hyuna nuna pada Sooyeon, aku melihat ia tersenyum kecut.

“aniyo, takut telat nanti, kekeke” jawabnya santai. Dasar Yeonni!
Kami duduk di taman, apa sih sebenarnya yang membuat orang-orang betah di taman. Aish! Aku sangat bosan sekali. Hyung dan nuna sangat menikmati suasana yang membosankan ini. Aku melirik yeojaku, ia memandangiku namun saat mata kami bertemu ia mengalihkan pandangannya. Ia melihat pasangan-pasangan lain.

“yaa! Kalian kenapa diam-diaman seperti itu?” tiba-tiba hyung merusak lamunanku. Aku menatapnya sekilas. “Myungie ah kenapa kau diamin saja yeojamu? Seperti bukan pasangan saja!” aku menatapnya kesal,apa maksudnya? Aish, kemudian aku melirik Sooyeon yang masih menatap pasangan-pasangan lain yang bermesraan.

“kau cerewet sekali hyung!” balasku kesal. Membuat Sooyeon melirikku.

“benar apa yang dikatakan hyung mu, ayo buat yeojamu bahagia hari ini, dia ingin seperti pasangan-pasangan yang lain” Hyuna nuna ikut bersuara.

“yaa eonni ah gwenchana” jawab Sooyeon tiba-tiba sambil tersenyum datar.

“Yeonni-ku selalu bahagia nuna!” jawabku lagi. Aish malas sekali.

“Yeon tinggal sebentar!” ucap Yeonni tiba-tiba bangun hendak berjalan meninggalkan kami.

“kau mau kemana?” tanya hyung.

“mau melihat sungai aja kok oppa” jawabnya dan kemudian melangkahkan kakinya.

“jangan lama-lama” balas hyung, ia mengangguk dan berlalu meninggalkan kami. 

“yaa! Kenapa kau diam saja? Pergi temani yeojamu!” hyung melotot ke arahku.

“aish! Aku ngantuk hyung” jawabku kesal dan merebahkan tubuhku di rerumputan. Langsung saja aku mendapatkan jitakan darinya. Aww.

“yaa! Cepat susul yeojamu!” tegasnya.

“aish! Berisik sekali kau hyung! Yasudahlah” ucapku kesal dan bangun menyusul yeojaku.

=====

Sooyeon POV

Apa aku salah jika ingin mendapatkan hal yang sama dari namjaku? Aku juga ingin seperti pasangan-pasangan lainnya. Begitu romantis sekali. Kenapa sih Myungie tidak seperti itu? Bahkan menciumku saja tidak pernah padahal kami sudah pacaran hampir setahun. Aku sangat iri pada oppa dan eonni.
Aku terus melangkahkan kakiku menuju tepi sungai. Ah kemana-mana banyak pasangan yang sedang bermesraan. Lebih baik aku menuju mobil saja, aku malas dengan suasana di sini. Iri sekali. Aku membalikkan langkahku menuju area parkiran taman. Saat telah menemukan mobil Myungie, aku langsung masuk. Aku mengambil CD Infinite dan mendengarkan lagu-lagunya. Tak sadar hingga aku terlelap.

Myungsoo POV

“yaaa! Kau di mana sih Yeonni?” aku terus mengomel mencari-cari yeojaku. “kau membuatku khawatir kalau begini!” aku terus mengedarkan pandanganku ke seisi taman. Namun aku tidak menemukannya juga. Aku mulai kesal. “yaah! Dasar yeoja!” aku menendang kerikil kecil di sana dan kembali menuju tepi sungai. Namun sekilas aku melihat sosok yeoja yang sangat aku kenal. Yaa itu Yeonni-ku! Aku ingin menghampirinya namun ia berbalik. Mau kemana dia?
Aku mengikutinya dari belakang, memang ia tak sadar mungkin. Aku terus mengikutinya hingga ia menuju ke area parkiran dan masuk ke dalam mobil. Yaa ngapain dia ke mobil? Aku sudah lega karena sudah tahu ia berada di mana, aku melangkahkan kakiku untuk berjalan mengitari taman, namun sejenak pikiranku berubah. Aku kembali berjalan menuju mobil dan ingin menemani yeojaku.
Aku mendengar lantunan lagu-lagu kesukaan kami. Aku masuk ke dalam mobil dan mendapatinya sedang terlelap. Dasar Yeonni! Di mana saja pasti terlelap. Aku duduk di jok sambil memandanginya yang terlelap.

“Myungie..” tiba-tiba dia bersuara membuatku kaget. Dia tidak tidur? Aku meliriknya namun matanya tertutup. Apa dia sedang mengigau? Aku terus memperhatikannya.

“Myungie ah” bibir kecilnya bergerak lagi memanggil namaku. “apa kita bisa seperti oppa dan eonni?” lanjutnya lagi membuatku kaget. Aku menadahkan tangan ke hadapan wajahnya namun tak ada reaksi. Dia benar-benar mengigau. Aku hanya ingin mendengarkan apa yang mau ia katakan.

“Myungie... apa Myungie mencintai Yeon?” pertanyaan itu membuatku terkejut sekali. Aku sangat mencintaimu Yeonni. Sangat. “Kalau iya, kenapa seperti tak bahagia?” Yeonni kenapa sih? Aku sangat bahagia bersamamu chagi..

“apa Myungie tidak keberatan karena Yeon tak pernah dandan dan terlihat cantik?”
Aku tidak pernah keberatan Yeonni.. bagiku kau sangatlah cantik, lebih dari bidadari sekalipun.

“Myungie ah, apa arti ciuman buatmu?” apa maksud pertanyaannya? Aku memperhatikan matanya dalam. Air mata keluar dari sudut mata sipitnya. Aku mendekatkan diriku ke tubuhnya yang masih larut dalam mimpinya. Aku mengelus rambut lurusnya yang panjang. Menyeka air mata dari sudut mata sipitnya. Aku mencium keningnya lembut.

“setiap malam Yeon bermimpi dicium Myungie, tapi Yeon ingin sekali merasakannya di nyata. Tapi yasudahlah. Yeon tetap bahagia karena Myungie udah selalu hadir...” belum selesai ia melanjutkan igauannya aku telah mengecup bibir mungilnya.

“yaaa!” suara Sunggyu hyung yang tiba-tiba masuk ke mobil membuatku kaget. Aish! “seharusnya kami tidak di sini” ucap Hyuna nuna yang wajahnya terlihat seperti merasa bersalah. Aku menghentikan ciuman dan menatap mereka kesal sambil meletakkan telunjuk di bibirku. Sssttt.

“kalian berisik sekali” ucapku kesal dan melirik mereka tajam, kini mereka telah duduk manis di jok mobil.

“wae?” tanya Hyuna nuna penasaran. Kemudian ia mendekatkan wajahnya ke Yeonni. “yaaa!! Dia tidur?? Jadi kau ..” belum sempat nuna menyelesaikan kata-katanya, tanganku sudah menutup mulutnya yang bawel.

“sudahlah nuna! Nanti dia bangun”

“aishh, tadi kau menciumnya kan?”

“dasar yeoja aneh” tiba-tiba Gyu hyung ikut bersuara.

“uh? Aniyo.. aku hanya membenarkan poninya yang menutup mata sipitnya saja”

“yaa! Nuna tahu kau melakukannya!” kekeh Hyuna nuna yang diikuti tawa usil hyung.

“kalian memang pasangan aneh” ucap Gyu hyung lagi.

“hmm..” Yeonni menggeliat. “yaa! Yeon ketiduran ya?” ucapnya tersipu saat memandang kami sedang memandanginya. Jujur hatiku tak karuan melihat wajahnya yang tersipu. Imut dan lucu.

“kau memang selalu tertidur, tidak salah julukanmu sleeping beauty” ucap Hyuna nuna dan terkekeh.

“yaahh eonni bisa saja” ucapnya lagi, wajahnya memerah, ahh manis sekali.

“kita cari makan sekarang?” hyung mulai mengalihkan pembicaraan.

“ne.. cari makan saja” Hyuna nuna ikutan bersuara.

“aishh pasti karena Yeon ya? Maaf ya?” kenapa harus minta maaf?

“bukan kok, ini sudah waktunya makan kita cari makan saja” ucap Gyu hyung. Lalu kami pun meninggalkan taman menuju resto.

=====

Sooyeon POV

Yaa! Bagaimana ini? Akhir-akhir ini kami selalu keluar sampai-sampai PR ku terbengkalai. Aish bisa kena marah kalau aku terus begini. Aku membolak-balikkan buku pelajaranku, aish apa ini? Kepala ku makin pusing saja dengan rumus-rumus aneh ini. Aish.

“UMMA..” teriakku sambil menangis. Aku akan selalu meneriaki kata “umma” seperti ini kalau aku sudah panik, bukan maksudku memanggil umma ku. Tapi seperti tidak biasa saja, umma berlari menuju kamarku panik.

“waeyo?” lihat raut wajahnya.

“aniyo, cuma meneriaki saja” jawabku lesu dan merebahkan diri di atas kasur tanpa memperdulikan buku-bukuku yang betebaran.

“uri ddal ada masalah?” tanya umma menghampiriku dan mengusap lembut kepalaku.

“Yeonnie pusing umma.. PR nya susah sekali” ucapku sambil cemberut.

“yaah umma kira kenapa, kenapa tidak belajar bareng saja dengan teman-temannya Yeonnie hmm?” jawab umma sambil mencubit lembut hidung kecilku. “nanti kan bisa saling menjelaskan jika ada yang sukar”
Benar! Apa yang dikatakan umma benar! Hihi aku lebih baik belajar bareng teman-teman saja. Aku bangkit dan memeluk umma. “gomawo umma, Yeonnie belajar sama teman-teman saja”

“anythings for you my dear” balas umma sambil mencium keningku. “hmm, atau Yeonnie nya umma kan bisa minta tolong Myung-nya, dia namja pintar kan?” pernyataan umma membuatku senang. Benar juga, kenapa aku tidak pernah berpikiran meminta tolong namjaku? Hihi.

“hehe, iya deh umma. Yeonnie minta bantu Myungsoo aja. Yeonni ke rumahnya dia ya?”

“iya, tapi Yeonnie udah makan? Sepulang sekolah di kamar terus”

“udah umma, tadi sebelum pulang Yeonnie makan di kantin”

“yasudah sana kelarkan PR mu!”

“sippo umma” ucapku mantap sambil memberi hormat. Umma terkekeh dan kemudian meninggalkanku. Aku menghubungi namjaku dan memberitahunya aku akan ke apartementnya. Dia setuju dan menungguku di sana. Yah aku tidak mau di jemput, aku ingin naik taxi saja.

=====

Author POV

Tingtong.. suara bel pintu apartement Myungsoo berbunyi. Sooyeon berdiri dengan tenang menunggu sang pangeran membukakan pintu. Ini bukan kali pertama Sooyeon bermain ke apartementnya Myungsoo. Beberapa saat kemudian pintu terbuka dan muncullah wajah tampan Myungsoo yang masih basah. Yah namja ini baru selesai mandi.

“kau sudah datang, ayo masuk!” ucap Myungsoo dan kemudian Sooyeon pun mengikutinya. Ia duduk di ruang tengah tempat biasa mereka berkumpul. Memang hanya ada meja dan alas buat duduk. Tidak ada sofa seperti di ruang tamu. Memang ruangan khusus untuk belajar bareng. “baby kau mau minum apa?” tanya Myungsoo saat ia menuju ke dapurnya.

“air putih saja” ucap Sooyeon lembut.

“kau yakin?” tanya Myungsoo lagi. Namun gadis itu hanya mengangguk manis. “oh ya, aku juga telah memberitahukan Gyu hyung ke sini, mungkin nanti dia dan nuna menyusul” lanjut Myungsoo sambil membawakan dua gelas air mineral dan stoples kue. Ia duduk di samping yeojanya. Mereka berbincang-bincang ringan sebelum memulai mengerjakan PR Sooyeon.

Sooyeon POV

Aku mulai mengeluarkan buku ku. “baby ah, Yeon bingung sama tugas Yeon” ucapku cemberut, tapi namjaku cuma terkekeh kecil.

“sini biar aku lihat” ia menarik buku di tanganku dan memperhatikan sekilas. “yah! Bukankah ini mudah?” tantangnya. Aishh bagi kamu memang mudah, kau kan pintar, juara kelas. Tapi bagi aku super susah. Apalagi Kimia bukan pelajaran favoritku.

“benarkah? Tapi Yeon tetap susah menyelesaikannya”

“yasudah sini biar aku ajarkan dulu” dia mengambil kertas kosong dan mulai mencoret-coret. Aku memperhatikannya dengan seksama. Ayunan pensil di tangannya dan menghasilkan beberapa angka aneh, ya setidaknya aku mulai sedikit paham. Ia menjelaskan dengan menggunakan bahasa sederhana yang membuatku sangat paham. Aku mengangguk-angguk mendengarkannya. “arayo?” tanyanya di akhir penjelasan sambil menatapku manis. Aku balas menatapnya.

Deg..

Jantungku tak karuan, saat mata kami bertemu. Wajah kami begitu sangat dekat, hanya beberapa centi saja. Wajahku belum pernah sedekat ini dengannya, wajahnya begitu lembut, matanya, hidungnya, bibirnya semuanya sungguh sempurna.

“baby..” dia mengejutkanku.

“n..ne?” jawabku kikuk.

“gwenchanayo?” dia mulai panik.

“aniyo, Yeon baik-baik aja kok” ucapku sambil tersenyum manis. Iya senyum aneh menurutku.

“jadi kau paham sekarang?”

“i..iya Yeon paham”

“kalau begitu coba kerjakan nomer berikutnya” aku mengangguk dan mulai mengerjakan tugasku. Aku mencoret-coret bukuku dan mencoba mencari hasil dari permasalahan dalam soal-soal ini. Myungsoo memperhatikanku dengan seksama dan membantu memperbaiki disaat aku keliru. Tugasku hampir selesai. Aku istirahat dulu deh. Aku mengambil gelas minumanku dan meneguk airnya. Myungsoo juga melakukan hal yang sama.

“kau lelah berpikir ya?” tanyanya usil. Ia terkekeh. Aish aku cuma cemberut.

“aku cuma bercanda baby, jangan cemberut ah” ucapnya sambil menyentuh bibirku yang cemberut.

Deg..

Lagi jantungku tak karuan. Apa yang akan terjadi nanti? Aku takut. Bukankah kami hanya berdua di sini? Apa..apa? aishh kenapa dengan pikiranku? Aku menatap Myungie-ku dia seperti aneh melihatku, apa dia tahu pikiranku? Ia mengambil sepotong kue dan memasukkan dalam mulutnya. Lalu menyodorkan stoples kue padaku, namun aku hanya tersenyum. Aku lebih memilih makan permen saja. Aku mengambil permen yang ada di mangkuk kecil di depan bukuku. Aku tersenyum padanya.

“mau lanjut lagi?” tanyanya.

“sebentar lagi deh, hehe” jawabku sambil nyengir. Ia hanya mengangguk-angguk sambil kembali meneguk minumannya. Aku pun kembali mengambil permen dan memakannya. Dia melihatku.

“baby kau mau?” aku menanyakan padanya, ia mengangguk dan aku menyodorkan mangkuk kecil yang berisi permen ini. Dia mendorong lembut mangkuk itu. Menolak.

“aku mau permen yang ada di mulutmu” jawabnya santai.

Deg..

Uh? Apa dia masih waras?

“yaa baby kan sama saja, kenapa harus yang sudah Yeon makan?” aku mencoba menjawab dengan tenang, sebenarnya jantungku sudah tak karuan.

“tapi rasanya beda baby ah..” nah kenapa dia jadi manja, ia mendekatkan wajahnya padaku. Aku sedikit menghindar, kenapa Myungie ku? Badannya semakin dekat dan aku sudah tidak sanggup lagi menahan badanku yang sudah miring sedari tadi.

Bugh..

Aku terjatuh, namun Myungie ku tak peduli ia masih saja ingin mengambil permen dari mulutku. Wajahnya semakin dekat.

“baby ahh.. buka mulutmu...” aishh suaranya begitu manja, apa ini benar-benar Myungieku?

“aniyo..” aku menutup mulutku dengan tangan, namun ia menepisya lembut. Ia berhasil memindahkan tanganku dan menggenggamnya. Aku takut wajahnya sudah begitu dekat. Aku menutup mata.

“YAAAAA!!” suara Gyu oppa? Aku membuka mataku dan menatap wajah namjaku yang terlihat kesal, ia bangun dan membenarkan posisi duduknya.

Myungsoo POV

Lihatlah.. pipi yeojaku mulai memerah, aku senang melihat wajahnya jika seperti ini. Ahh rasanya ingin terus menggodanya.

“yaa baby kan sama saja, kenapa harus yang sudah Yeon makan?” suaranya terlihat sedang ketakutan walau ia berusaha untuk tenang. Ahh benar-benar ingin terus menggodanya.

“tapi rasanya beda baby ah..” aku terus mendekatkan diriku dengannya, hmm bukankah ia juga ingin aku menciumnya saat ia sadar? Tak ingin menunggu lama aku terus mendekatkan tubuhku hingga ia terjatuh.

 “baby ahh.. buka mulutmu...” aku tersenyum manis memasang wajah memohon.

“aniyo..” ia malah menutup mulutnya dengan tangan tapi aku menepis dan menggenggam tangannya, apa aku terlihat memaksa? Ahh lupakan saja, dia yeoja-ku. Wajahku begitu dekat sampai-sampai aku bisa merasakan deru nafasnya, jujur aku sangat gugup, tapi tetap saja aku memberanikan diriku. Ahh imut sekali.

“YAAAAA!!” suara Gyu hyung yang tiba-tiba masuk ke ruangan bersama nuna membuatku kesal. Ahh aku lupa mengunci pintu. Kenapa sih mereka selalu mengganggu? Aku bangun dan membenarkan posisi dudukku begitu pula dengan Yeonnie-ku, wajahnya masih memerah.

“apa kami mengganggu kalian lagi huh?” tanya Gyu hyung sambil terkekeh.

“yeobo.. kita selalu jadi pengganggu mereka” Hyuna nuna ikut bersuara.
Aish kesal sekali. “aniyo, aku hanya ingin makan permen saja” ucapku sambil menatap Yeonni-ku. Hyung dan nuna menghampir kami dan duduk di depan kami. Sooyeon yang masih memerah wajahnya, ia menarik lagi buku PRnya dan mengerjakan dengan cepat.

“kau tidak menyuguhkan kami minuman huh?” tanya hyung.

“ah seperti orang lain saja. Ambil sendiri saja di dapur” ucapku kesal sambil memindah-mindah channel tv. Hyung terkekeh, nuna bangun dan menuju dapur. Akhirnya kami bercengkrama hingga PR Yeon selesai.

=====

Author POV

“anak baru.. ada anak baru...” suara murid-murid di koridor sekolah membuat Sooyeon penasaran.

“anak baru? Nugunya?” ia celingukan ke arah luar dan mendapati seorang yeoja cantik sedang berjalan dengan segala keangkuhannya, ia di kelilingi oleh beberapa pengawal yang mengantarnya menuju ke kelas. Yeon bangun dan melihat gadis yang menuju ruang kelasnya.

“kelas satu... apa dia anak pejabat ya?” Sooyeon bertanya-tanya. “sudahlah.. bukan urusanku!” Yeon kembali ke mejanya dan menyelesaikan beberapa hal yang belum ia selesaikan.

=====

At canteen..

“lihat anak baru ke sini, ayoo kenalan!” ucap salah satu murid yang duduk di belakang meja Yeon dan Hyuna.

“duh norak banget deh, kaya engga pernah lihat manusia saja” ucap Hyuna

“eonni kenal siapa dia?” tanya Yeon penasaran

“dengar-dengar sih namanya Park Jiyeon, anak pemilik yayasan sekolah kita ini..”

“whoaa hebat, pasti anaknya pinter dan ramah seperti bapaknya..”

“kau jangan berprasangka dulu, ia tak sebaik kelihatannya”

“yaah eonni..”

“aku pernah mengenalnya dulu..”

“hah? Jinjjayo?”

“sudaah lupakan, mana sih para namja lama banget deh nyampenya”

“mungkin tadinya telat keluar eon..”

Keadaan kantin jadi sedikit riuh karena banyak para namja yang ingin mendekati Jiyeon, ia menarik salah satu kursi kosong dan duduk di meja bersebelahan dengan Yeon dan Hyuna.

“duh malas..” desis Hyuna. Namun Sooyeon hanya menggeleng kepala dan memperhatikan anak baru yang sedang disanjung-sanjung itu. “yaaa! Para namja datang!” tiba-tiba Hyuna bersuara saat melihat Sunggyu dan Myungsoo memasuki area kantin, membuat Jiyeon dan Sooyeon melirik ke arah pintu masuk kantin. Sooyeon hanya tersenyum saat melihat wajah namjanya.

“oppa!!” teriak Jiyeon dan langsung memeluk Myungsoo. Semua penghuni kantin terkejut, begitu pula dengan Myungsoo sendiri, Sooyeon, Hyuna dan Sunggyu.

“yaa, mianhae..” Myungsoo melepaskan pelukan kuat Jiyeon, “ini kantin, aku mau makan” ucapnya datar dan duduk di dekat Sooyeon. Jiyeon mengambil kursi dan meletakkan di samping Myungsoo.

“yasudah, kita makan bersama saja oppa” ucap Jiyeon semangat. Myungsoo memandang hyung, nuna dan yeoja-nya, mereka terlihat bingung. Sooyeon mulai merasakan badannya tidak enakan. Efek dari cemburukah? Ia belum merasakan memeluk Myungsoo, tapi yeoja kecil ini? Arghh..

Myungsoo tidak menggubris Jiyeon di sampingnya, ia terus melahap pesanannya dan begitu selesai, ia menarik Sooyeon untuk segera kembali ke kelas, begitu pula dengan Hyuna dan Sunggyu. Mereka mengekor.

“yaah oppa cepat sekali.. tunggu Yeon!” ucap Jiyeon buru-buru menyelesaikan makanannya. Penghuni kantin hanya bingung dibuatnya.

/

“kau kenal dengan gadis itu?” tanya Yeon saat mereka di koridor menuju kelas.

“ani..” jawab Myungsoo singkat.

“tapi ia seperti akrab denganmu..” lanjut Sooyeon sedih.

“aku tidak mengenalnya baby, aku juga shock atas sikapnya tadi” Myungsoo meyakinkan.

“arayo..” ucap Sooyeon kemudian mempercepat langkahnya menuju kelas.

“baby...” panggil Myungsoo namun yang dipanggil tak menoleh.

“sudahlah, biar nuna saja yang bicara padanya” ucap Hyuna dan menemui Sooyeon ke kelas. Myungsoo hanya mengangguk kemudian ia berjalan dengan Gyu menuju kelas mereka.

=====

“Yeon ga mau tau, Yeon harus dapatin oppa yang bernama Myungsoo itu” ucap Jiyeon pada teman sebangkunya, Suzy.

“yaa! Tapi Myungsoo oppa udah punya yeojachingu nya lho..” balas Suzy

“Yeon gak peduli, Yeon selalu bisa mendapatkan apa yang Yeon mau! Yeon gak mau tahu!!”

“terserah kamu, tapi Myungsoo oppa berbeda dengan namja yang lain”

“tenang aja Suzy,, Yeon bisa dapetin oppa!!”

“iyadeh, hwaiting!”

=====

Akhir-akhir ini Myungsoo sudah mulai jarang bergabung dengan Yeon, Hyuna dan Gyu, ia sudah mulai sibuk dengan jadwal privatnya. Pemilik yayasan memintanya untuk mengajar Jiyeon. Ia tidak bisa menolak permintaan Direktur Park yang berhati mulia itu.

“yeonnie?” Gyu memanggil yeoja di depannya yang sedari tadi murung memandangi ikan-ikan di kolam depan rumahnya.

“yeonnie?” hyuna datang mengelus bahunya “gwenchanayo?”

“oppa.. eonni.. Yeon takut” ucap Sooyeon datar pandangannya masih kosong pada ikan-ikan.

“jangan khawatir, oppa sama eonni selalu di sini” ucap Hyuna sambil memeluk Yeon.

“ne.. aku percaya namjaku” ucap Yeon menghibur diri.

=====

Myungsoo POV

“oppa.. kau tahu tidak bagaimana cara seorang yeoja membuat namja yang ia cintai untuk membalas cintanya?” sudah berkali-kali bocah ini menanyakan pertanyaan yang tidak penting ini.

“mianhae.. direktur memintaku untuk mengajarkan pelajaran science” ucapku datar.

“yaahh oppa.. jebalyo, ajari aku!” rengeknya sambil menarik-narik lenganku. Aish

“aku tidak paham soal itu, mianhanata..”

“oppa ah.. kau mau tidak menjadi namjachinguku?” pertanyaannya membuatku menatap matanya tajam. “oppa.. jebalyo..” ucapnya lagi dengan puppy eyes-nya. Sigh. Apa yang ada di otak bocah ini?

“kalau kau sudah paham, aku harus segera pulang” aku bangun dan ia menarik lenganku hingga aku terjatuh menimpanya dan cups. Ia mencium bibirku. Hatiku sakit! “apa kau sudah gila huh?” aku membentaknya namun ia tidak takut sama sekali. Sial.

“oppa.. apa ciuman tadi menandakan kau juga mencintaiku?” ia terlihat seperti sedang memikirkan sesuatu. “yaay! Saranghaeyo oppa! Jeongmal gomawoyo!” ia melompat dan memelukku kuat.

“aku harus pulang, maaf!” aku melepas tangannya kasar dan meninggalkannya.

“arayo yeobo.. besok biarkan aku yang mengajarimu, jalgayo!” teriaknya saat aku keluar dari rumahnya. Yaaa! Aku sudah gila, aku tidak mau mengajar lagi. Aku harus pulang. Istirahat.

=====

Author POV

Anak-anak sungguh heboh dengan berita di mading. Membuat hati Sooyeon semakin memanas. Ia tidak memperdulikannya, ia langsung menuju ke kelas.
Hyuna eonni calling...

“yeobosseo?”

“yeonnie...”

“arayo, gwenchana, yeon kuat”

“eonni..eo..”

“eonni ah, yeon kuat, sudah, gurunya sudah masuk nih” Sooyeon menutup hapenya dan merebahkan wajahnya ke meja, anak-anak sekelas menatapnya iba. Ini hanya jebakan, ini ujian buat hubunganmu yeon,, kamu harus kuat! Jangan sampai termakan gosip murahan itu! Sooyeon berkata dalam hati, ia menyemangati dirinya sendiri.

=====

“mianhae, boleh aku berjumpa dengan Park Sooyeon eonni?” suara Jiyeon di depan pintu membuat Sooyeon meliriknya, ia bangun dan menghampiri Jiyeon.

“ne.. nan Sooyeon imnida, waeyo?” tanya Sooyeon pada gadis di depannya.

“eo? Kau Sooyeon eonni?” tatapannya meremehkan, “huh, aku hanya ingin berbicara sebentar, kau tidak ke kantin kan? Pasti kau punya sedikit waktu untukku”

“okay” Sooyeon menyetujui dan mereka berbicara di koridor depan kelas Sooyeon.

“eonni, awalnya aku sempat berpikir kalau kau itu..”

“yaa. Katakan saja apa perlumu? Aku masih punya tugas”

“ah mianhae. Aku cuma mau tahu saja, apa benar kau dan Myungsoo oppa pacaran?”

“wae?”

“oh jadi benar ya? Ah ternyata aku tak perlu khawatir sama sekali, pantas saja oppa mau menciumku, pacarnya saja..”

“kenapa denganku?”

“haha aniyo, aku cuma ingin mengingatkan, bersiap-siap untuk kehilangan..”

“arayo..”

“hah? Jadi kau pasrah? Yah karena kau sudah tau, kau bakal kalah mutlak hahaha”

“apa kau sudah selesai?”

“yaah eonni ah, kenapa kau begitu dingin, sama seperti oppa..”

“aku pergi karena kau telah selesai” Sooyeon membalikkan tubuhnya menuju kelas, namun Jiyeon menarik lengannya.

“yaa eonni ah..” suaranya seperti sedih.

“kau kenapa?” tanya Sooyeon panik.

“eonni..” Jiyeon memeluk Sooyeon erat. “mianhae, mianhae karena aku membuatmu kalah, aku tidak bermaksud apa-apa, tapi kau memang harus rela kalau oppa udah menjadi pacarku sekarang” Sooyeon terkejut dengan ucapan Jiyeon. “pantas saja oppa tidak mau menolakku, nama kita saja sama.. eonni ah jeongmal mianhaeyo...”

“ahh majayo..chukkaeyo” ucap Sooyeon sambil merengganggkan pelukan Jiyeon. “aku kembali ke kelas” Sooyeon meninggalkan Jiyeon di koridor.

“haha, ternyata mudah sekali” ucap Jiyeon licik dan kembali ke kelasnya.

“apa yang kau ceritakan hah?” tiba-tiba Myungsoo menarik paksa tangan Jiyeon.

“ahh oppa.. yah pelan-pelan,, aku tau kau kangen..”

“miciyeoh!”

“oppa, kan nanti masih ada waktu, kau tidak sabaran sekali”

“kau benar-benar gila!” Myungsoo meninggalkan Jiyeon di koridor, ia tak ingin sampai gadis gila itu kembali merangkai kalimat-kalimat bodoh. Membuat ia semakin bersalah pada Sooyeon.

=====

Myungsoo POV

“nuna hyung aku harus bagaimana?” aku mulai frustasi dengan keadaan, Jiyeon semakin gila sekarang.

“mengundurkan diri sebagai guru privat” ucap Gyu hyung cuek

“ne.. bilang saja pada direktur kau lebih sibuk sekarang, dan tidak bisa mengajar anaknya lagi” tambah Hyuna nuna.

“arayo, nuna bantu aku cerita ke yeonni kalau aku tidak ada apa-apa sama Jiyeon” aku benar-benar takut, aku tak ingin hubunganku sirna begitu saja dengan Yeonni, sungguh susah mendapatkannya.

“ne.. aku akan bantu menjelaskannya” ucap Hyuna nuna, aku tersenyum bahagia, aku percaya nuna bisa.

“gomawoyo...” aku merasa sangat cengeng sekarang, tapi aku tak ingin mengeluarkan air mata. Yeonnieku.. maafkan aku baby, aku tahu kau mempercayaiku bukan? Saranghaeyo baby...

=====

Author POV

“mianhamnida...” Myungsoo membungkukkan setengah badannya.

“gwenchana, aku mengerti keputusanmu, terima kasih karena telah membimbing Yeon kami selama ini” ucap Direktur Park lembut.

“gamsahamnida..”

“ahh ya, minggu depan di acara malam persahabatan, saya punya satu permintaan, apakah kau mau mengabulkannya?”

“apa itu?”

“saya ingin kau menjaganya malam tersebut, karena saya akan ada tugas ke luar negeri”

“tapi,, pak”

“kali ini saya memohon..”

“baiklah pak”

“gamsahamnida”

Apa yang harus aku lakukan? Bagaimana perasaan Sooyeon nanti? Aku berharap ia mau mengerti, ini benar-benar cobaan. Myungsoo benar-benar kalut. Ia pusing.

=====

“MWOOOOYAAA????!” suara Jiyeon menggema ke seluruh isi rumah. “appa jangan becanda! Yeon mau dia kembali!!!”

“kamu jangan keras kepala, kamu jangan egois! Kali ini appa tidak akan mengabulkan permintaanmu!” ucap direktur Park, ia telah banyak mendapat laporan tentang putrinya dan mulai sekarang ia akan mencoba untuk lebih keras pada Jiyeon.

“appaa...”

“appa mau pergi, persiapkan mentalmu untuk ujian bulan depan!”

“appa ahh,, jebalyooo...”

“ANDWAE!!” direktur Park meninggalkan kamar Jiyeon dan menuju kamarnya, Jiyeon hanya menitikkan air mata, ia tidak percaya appanya sudah mulai keras. Ia menuju kamar appanya dan berdiri di depan pintu.

“appa.. Yeon mau di malam hari persahabatan nanti, Myungsoo bersama Yeon..”

“arasso” ucap appanya dari dalam kamar. Yeon bangkit dan kembali ke kamarnya dengan semangat.

“yay! Masih punya satu kesempatan untuk membuat dunia tahu, Myungsoo oppa adalah milik Yeon!” ia tersenyum licik dan tidur.

=====

Malam acara Hari Persahabatan pun telah tiba, Sooyeon tengah asik mempersiapkan dirinya.

“semoga kali ini aku menemukan sahabat-sahabat baru lagi” ucap Sooyeon manis pada pantulan dirinya di cermin.

“semoga saja..” ucap ummanya tiba-tiba masuk ke kamar.

“yaah umma masuk kok tiba-tiba? kalau Yeon sedang ganti baju gimana?” cemberut Sooyeon.

“trus kenapa kalo emangnya kamu lagi ganti baju huh?” tantang ummanya

“yaahh ummaaa..”

“ umma memang mau menggantikan baju kamu kok” umma mengerdip nakal.

“maksud umma?” Sooyeon bangun dari lemari hias menuju kasur tempat ummanya duduk.

“nih! Kamu akan umma sulap jadi peri” senyum ummanya.

“majayo, aku juga membawakan beberapa alat kecantikan” suara Hyuna tiba-tiba muncul, kapan Hyuna datang Sooyeon tidak sadar.

“ya ampun, ini cuma malam perayaan Hari Persahabatan deh, jangan berlebihan ah” ledek Sooyeon.

“justru itu.. aku ingin melihat sahabatku tampil berbeda” ucap Hyuna sambil merangkul Yeon.

“majayo majayo..” Taeng umma hanya bisa tersenyum membenarkan. Akhirnya mereka berdua mengubah penampilan Sooyeon yang boyish menjadi feminim. Membuat ia terlihat seperti peri dari khayangan.

=====

“eonni ah, aku malu.. ini kan hanya malam perayaan...” ucap Sooyeon setiba di dalam mobil, namun belum selesai ia berbicara, Hyuna sudah memotongnya.

“husst,, kamu diam saja, malam ini kamu sangat cantik, aku yakin Jiyeon tidak akan menghinamu lagi..” ucap Hyuna yang sedang menyetir. Mereka pergi berdua pada malam perayaan Hari Persahabatan ini, Sunggyu pergi dengan teman lelakinya, sedangkan Myungsoo dimintai direktur untuk bersama Jiyeon.

“well, kita sampai, wah sepertinya sedikit terlambat” ucap Hyuna dan langsung turun dari mobil.

“eonni, yeon susah sekali dengan hak tinggi ini..” keluh Sooyeon.

“sudaaahh, kau jangan banyak protes, kau nikmati saja kecantikanmu malam ini..” Hyuna menarik lengan Sooyeon dan mereka masuk ke dalam area, yah ramai sekali. Taman belakang sekolah adalah tempat dimana acara dilangsungkan, seluruh siswa telah hadir memadati taman yang biasa digunakan untuk acara promnite, acara ini memang agenda rutin tahunan dari pihak yayasan yang bertujuan mendekatkan para siswa.

“itu Gyu!” teriak Hyuna saat melihat Gyu di tepi kolam renang bersama teman-teman sekelasnya. Sooyeon hanya berjalan mengikuti Hyuna, ia mengedarkan pandangan ke sekitar, tujuannya untuk melihat Myungsoo, namun ia terkejut saat melihat banyak namja yang begitu memperhatikannya.

“nuguya?” Gyu bertanya pada Hyuna akan gadis yang dibawanya.

“Yeonni kita” ucap Hyuna senang.

“MWOOOOYA??” Gyu shock, “aigoo yeppo..”

“yaah oppa jangan membuatku semakin ge er dong” ucap Sooyeon tersipu, Hyuna dan Gyu hanya terkekeh. Tak lama saat Sooyeon bersama Hyuna dan Gyu, banyak namja yang datang menghampiri, berkenalan, mengobrol dan bercanda tawa. Sooyeon terus melirik mencari sosok Myungienya, ia tahu kalau malam ini namjanya akan bersama Jiyeon, ia sudah maklum dan mengizinkan, Myungsoo telah menceritakan tentang dia dan Jiyeon, begitu juga Hyuna dan Gyu, mereka membantu Sooyeon untuk tidak salah paham.

“oppa.. lewat sini saja!” suara manja yang sangat familiar itu terngiang di telinga Sooyeon, ia berbalik dan menemukan Jiyeon menggandeng tangan Myungsoo, hatinya sakit. Tapi ia mencoba untuk memahami posisi Myungsoo. Ia memandang wajah namjanya, Myungsoo terdiam, ia memandang lama sosok yeojanya, ia tak menyangka dengan apa yang ia lihat.

“oppa!” suara Jiyeon mengagetkannya. Jiyeon menarik lengan Myungsoo dan berjalan ke arah lain yang sedikit lebih sepi namun jadi pusat perhatian, ya Jiyeon ingin mengumumkan sesuatu. Sooyeon dan Myungsoo saling berpandangan, Myungsoo berbisik di telinga Sooyeon saat ia melewati gadisnya itu. “saranghaeyo nan yeoja” Sooyeon tersipu, kepercayaannya kembali tumbuh, ia tidak cemburu, ia tau Jiyeon hanyalah anak kecil yang haus akan kepuasan matanya.

Dua namja dari kelas sebelah, Woohyun dan Howon datang menghampiri Sooyeon, mereka berkenalan dan berbincang-bincang. Myungsoo terus memandangi Sooyeon dari kejauhan, ia sakit sekali saat Sooyeon memberikan senyum manisnya pada namja selain dia. Acara akan dimulai. Kepala sekolah datang dan memberi sedikit ceramah akan penting persahabatan. Setelah acara inti selesai, kini tibalah ke acara hiburan, ada yang menyanyi, berdansa dan ada pula yang memilih untuk mengenal satu sama lain antar siswa.

“oppa.. kau lihat siapa sih? Yeon disini! bukankah Yeon lebih cantik dari semua yeoja yang hadir malam ini!” Jiyeon kesal karena sedari tadi Myungsoo tak menggubrisnya. Jiyeon mengalihkan pandangannya pada pandangan mata Myungsoo, ia pun terkejut saat melihat eonni yang selalu ia rendahkan malam ini telah meremehkan penampilannya, ia tidak percaya Sooyeon terlihat seperti peri malam ini. Ia mengenakan gaun putih, rambutnya yang biasa dikuncir kini di gerai lembut, Jiyeon benar-benar terpana, pantas saja Oppa disampingnya cuek pada dirinya, ternyata ada malaikat di sini. Aish.

“aku permisi sebentar, aku mau ke kamar mandi” ucap Myungsoo meninggalkan Jiyeon.

“ne oppa, ppali! aku ingin mengumumkan sesuatu” ucap Jiyeon mengingatkan.

“umumkan sajalah, aku lama”

“araseo”

Myungsoo meninggalkan area acara tersebut, ia benar-benar tak berdaya melihat yeojanya, pikirannya kacau.

“ehemm, mohon perhatian...” Jiyeon mengalihkan perhatian para undangan “Jiyeon mau mengumumkan sesuatu, berita yang seharusnya kalian tahu..”

“aku Park Jiyeon telah memiliki hidup baru, asmara.. yah singkatnya aku telah memiliki namjachingu, dan semua keadaan berubah saat aku bersamanya..”

“ia mengalihkan pikiranku, ia mengalihkan duniaku. Kalian tahu siapa namja yang beruntung itu?” Jiyeon menggantungkan ucapannya, membuat para undangan bertanya-tanya. Ia datang mendekati Sooyeon yang sedari tadi berdiri di dekat kolam bersama Hoya dan Namu.

“eonni ah, bukankah aku sudah mengatakan hal ini padamu? Apa sekarang kau sudah siap?” tanya Jiyeon dan itu membuat Sooyeon menitikkan airmata, Sooyeon membalikkan tubuhnya untuk meninggalkan area, namun dengan cepat Jiyeon menginjak gaun Sooyeon sehingga Sooyeon tersandung dan jatuh ke kolam. Myungsoo yang baru kembali dari kamar mandi terkejut dengan suara ciprakan air kolam.

“dia adalah.. Kim Myungsoo..” lanjut Jiyeon saat melihat Myungsoo muncul. Namun seakan ucapannya tenggelam, para undangan sudah panik dengan keadaan Sooyeon yang di dalam kolam. Hyuna berteriak histeris  “YEOONNIIEEE!!!!” Gyu yang disampingnya berlari ingin menyelamatkan Sooyeon yang tidak bisa berenang, Hoya dan Namu juga ikutan menceburkan diri ke kolam, Myungsoo yang mulai sadar bahwa itu yeojanya, ia pun segera melompat ke kolam menyelamati Yeonnie. 

“JANGAN SENTUH YEOJAKU!!!” teriak Myungsoo dari kejauhan, Gyu yang sadar duluan ia berhenti mendekati Sooyeon, begitupula dengan Hoya dan Namu yang shock akan suara Myungsoo. Dengan cepat ia berenang dan memeluk erat Sooyeon yang mulai kedinginan. Ia melepaskan jasnya dan memakaikannya pada Sooyeon yang mulai gemetaran.

“baby ah.. gwenchanayo?” Myungsoo memegang pipi yeojanya, ia melihat mata Sooyeon yang mulai terbuka.

“Myungie...” Sooyeon senang melihat namjanya yang memeluk, ia mengangguk dan meyakinkan namjanya bahwa ia tidak apa-apa. 

“ne.. Yeon gak ap...” belum selesai ia melanjutkan ucapannya namun bibir Myungsoo telah melumat bibirnya lembut, kali ini Myungsoo tidak peduli ia sedang di mana, ia benar-benar mengkhawatirkan yeojanya, airmata keduanya jatuh di sela-sela ciuman mereka, Myungsoo terus melumat bibir yeojanya, ia memeluk kuat Yeonnie. Seakan tenggelam, ia tak mendengar teriakan frustasi dari Jiyeon. Jiyeon benar-benar shock dengan pandangan di depan matanya, ia melempar mic dan berlari meninggalkan area taman dengan linangan air mata. Jiyeon malu, malu karena ia telah gagal mendapatkan cinta Myungsoo. Gyu dan Hyuna berpelukan, mereka ikut bahagia akan pandangan di depan mereka. Para undangan yang menyaksikanpun ikut terharu, seakan mereka sedang menonton drama romantis di bioskop.

“uhm..baby..” Sooyeon mulai sadar bahwa ia sedang menjadi tontonan. Myungsoo menghentikan ciumannya dan menggendong Sooyeon ke luar dari kolam, mereka berdua telah basah. Gyu dan Hyuna menghampiri mereka.

“woah, kau hebat Myung.. berapa lama kalian berciuman tadi?” sifat jailnya Gyu kumat lagi.

“entahlah hyung..” ucap Myungsoo sambil membenarkan bajunya yang diselimuti pada tubuh Yeon, ia melirik yeojanya yang tersipu. Aaish kenapa semakin cantik saja. Gumamnya. Happy Anniversary baby..

Mereka berempat akhirnya kembali lebih awal. Myungsoo mengantarkan Sooyeon lebih dulu, ia khawatir kalau nanti yeojanya jatuh sakit.

“jaljayo” ucap Myungsoo saat telah mengantarkan Sooyeon ke depan rumahnya “sleep well” ia kembali ke mobilnya setelah Yeon mengangguk. Sooyeon langsung masuk kamar, ia menggantikan pakaiannya yang telah basah dan langsung tidur, ia sudah tidak sanggup untuk mandi lagi. Ia tersenyum mengingat kejadian tadi, hingga akhirnya iapun terlelap. Happy Anniversary baby..

=====

Myungsoo POV

“pabo! Kau harus meyakinkannya..” ucap Gyu hyung merespon pertanyaanku dengan cuek, aish

“yah hyung maksudmu apa? Yang takut kan aku? Bukan Yeon” balasku yang mulai kesal, ia tidak pernah serius kalau aku sedang serius.

“iya, aku tahu, buat dia yakin, kalau dia hanya milikmu seorang, jadi kau tidak perlu khawatir lagi dengan dua namja itu, ah Hoya dan Namu kan?” lanjutnya lagi.

“hyung aku bingung..”

“kau memang membingungkan Myung ah, dulu kau yang bermasalah, kau begitu dekat dengan Jiyeon, sampai-sampai kalian ciuman, tapi,,”

“ahh sudahlah hyung, jangan kau ungkit lagi masalah itu, lagi pula Jiyeon sudah pindah sekolah, dan satu lagi! Aku tidak pernah mencium Jiyeon! Itu semua rekayasanya..”

“hahaha kenapa kau sekarang terkesan seperti anak kecil huh?”

“yaa! Hyung kau jangan meledekku!!!!!”

“hahaha, okay okay.. jadi sekarang kamu maunya bagaimana?”

“aku hanya ingin Yeonku milik aku, aku sakit saat melihat ia tersenyum manis pada namja selain aku”

“kau memang lucu saat kau cemburu hahaha”

“yaaa! Hyung, bagaiman jika kau di posisiku huh? Apa kau rela nuna di sentuh sama namja lain huh?”

“yaaa yaaa jangan ngambek dong! Okay okay mianhae..”

“yasudah beritahu aku bagaimana cara meyakinkan Yeon..!”

“kau mau tahu?”

“ne..”

“sini aku bisikin” aku mendekatkan telingaku pada mulut hyung, ia berkomat kamit menjelaskan.

“MWO??!!” aku benar-benar shock dengan cara yang hyung berikan.

“waeyo?” hyung terlihat kesal dengan ekpresiku barusan.

“kau,,kau gila hyung? Aku..aku..”

“santai saja, aku dengan Hyuna saja sudah sering kok.”

“mwoya? Kau serius hyung..”

“ya terserah kau, lagipula aku dengan Hyuna tidak main-main, aku akan menikahinya”

“tapi kan kita masih SMA hyung?”

“kau polos sekali, SMP pun sudah boleh menikah tau!!”

“yaa hyung, aku pikir-pikir dulu deh..”

“pikir saja, asal jangan lama-lama atau kau akan meyesal saat tahu Yeon sudah berpaling hahaha”

“yaaa hyung!!!” aku benar-benar pusing, bagaimana ini? Aku dengan Jiyeon memang telah berakhir, ia memutuskan untuk keluar dari sekolah karena malu, dan Yeonni-ku tenang sekarang, tapi tidak denganku, dua namja malam itu sangat berbeda, aku tahu Yeon memiliki sesuatu pada mereka, senyumnya saja begitu manis. Arrggghhhh...

=====

“sore tante..” aku telah tiba di rumah yeojaku, Taeng umma yang telah mengenal baik denganku begitu surprise dengan kedatanganku yang tiba-tiba. Ia menarikku masuk ke rumah.

“yaa bagus sekali kau datang nak, jadi kau bisa menggatikan tante untuk menjaga Yeonnie”

“hah? Emang Yeonnie kenapa tante?”

“dia demam, dan tante harus ke kantor sekarang, tiba-tiba ada hal penting yang harus diselesaikan, kau mau menjaga Yeonnie kan?”

“pasti tante, jangan khawatir”

“bagus, tante pergi sekarang, Yeon ada di kamar. Bye,,” tante berlari terburu-buru ke mobil dan langsung pergi. Ahh sepertinya memang ada pekerjaan mendesak. Eh wait! Yeojaku sakit? Aku berlari ke lantai atas dimana kamar Yeon berada.
Cleck. Pintu kamarnya tidak dikunci. Aku masuk dan menghampiri yeojaku.

“baby..” panggilku lembut. Ia membuka matanya dan menatapku lembut.

“Myungie.. kau di sini?” ia bangun dan mencoba untuk duduk aku memegangnya, ahh kenapa aku tiba-tiba segugup ini saat melihat ia mengenakan piyamanya. Ahh otakku mulai tidak stabil.

“kau sakit?” tanyaku mencoba menepis pikiran aneh di otakku.

“aniyeo, aku hanya tertidur karena kelelahan” jawabnya yakin, wajahnya memang tak terlihat seperti orang sakit, yah mungkin tante terlalu khawatir karena Yeon tidak keluar kamar.

“jinjja?” aku meletakkan tanganku di keningnya, memang tidak panas. Atau malah aku yang sakit? Yeon melirikku.

“gwenchanayo? Kau seperti pucat, apa kau sakit?” tanyanya. Yaa! Bagaimana ini?

“aniyo, baby.. boleh aku tahu sesuatu?”

“tentang apa? Boleh saja..”

“eum, bagaimana pendapatmu tentang Namu dan Hoya?”

“eh?”

“aku hanya ingin tahu...”

“ahh geurae.. mereka namja yang baik, asik dan simpel, umm caring”

“er..then,, how about me?”

“eh? Myungie cemburu ya? Hihi” ia malah nyengir, aish melihat wajahnya aku sangat geram sekali.

“aniyo, aku hanya ingin tahu”

“kau lucu sekali ketika cemburu hihi”

“yaa! Jawab aku baby ah..”

“hihi, baby ah..you are my everythings” mendengar ucapannya entah kenapa aku malah senang dan tanpa sadar telah melumat bibir pucatnya. Ia sempat terbelalak, namun ia membalas ciuman hangatku. Kami berciuman, entah kenapa aku sangat menikmati ciuman kali ini. Arghh..Aku mulai dirasuki setan, tanganku sudah meraba-raba tubuhnya, aku mulai mengusap perutnya, aku merasakan ia sedikit bergerak, mungkin geli. Aku terus memperdalam ciumanku, dan entah kenapa aku sudah tidak dapat mengontrol diriku. Tanganku telah terselip ke dalam branya. Ia berhenti dan menatapku dalam.

“baby..kau kenapa?” ia mulai khawatir, namun aku meyakinkannya melalui tatapan hangatku.

naekkeo haja..” ucapku dan kemudian melanjutkan lagi ciumanku, ia seperti terhipnotis, percaya sepenuhnya padaku, ia membalas ciumanku dan membiarkan tanganku menjamah tubuhnya, aku membaringkannya dan mulai menjalankan kegilaanku, mulai malam ini aku akan membuatnya hanya menjadi milikku seorang.

FIN ~
 

Sleeping Beauty Copyright © 2011 Design by Ipietoon Blogger Template | web hosting